Main Article Content

Abstract

Latar Belakang:  
Pesantren merupakan salah satu tempat yang memiliki faktor risiko tinggi untuk terjadinya
penyakit skabies.  Prevalensi skabies  yang  masih tinggi  dapat dipengaruhi faktor risiko
seperti rendahnya tingkat ekonomi, higiene yang buruk, hunian padat, promiskuitas
seksual, tingkat pengetahuan, usia dan kontak dengan penderita.  
 
Tujuan:  
Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan, frekuensi kontak tidak langsung, tingkat
higienitas dan kepadatan hunian dengan kejadian skabies.
 
Metode:  
Penelitian ini  bersifat  noneksperimental dengan desain potong lintang.  Sampel  diambil
dengan teknik total sampling dengan jumlah 53 responden. Analisis data menggunakan uji
Chi Square dan uji alternatif Fisher (p<0,05; CI 95%) serta Analisis Regresi Logistik.
 
Hasil:  
Hasil penelitian didapatkan 29 (54,7%) responden terdiagnosis skabies dan 24 (45,3%)
tidak terdiagnosis skabies. Tingkat pengetahuan memiliki hubungan terhadap kejadian
skabies dengan  p=0,038; RP 4,261 (CI 0,684-26,543). Frekuensi kontak tidak langsung
berhubungan terhadap kejadian skabies dengan  p=0,008; RP 1,917 (CI 1,205-3,049).
Tingkat higienitas tidak memiliki hubungan terhadap kejadian skabies dengan  p=0,4; RP
1,247 (CI 0,732-2,123). Kepadatan hunian tidak memiliki hubungan dengan kejadian
skabies.
 
Simpulan:  
Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dan frekuensi kontak tidak
langsung terhadap kejadian skabies, tetapi  tidak terdapat hubungan yang bermakna antara
tingkat higienitas dan kepadatan hunian dengan kejadian skabies.
 
Kata Kunci: Skabies, tingkat pengetahuan, frekuensi kontak tidak langsung, tingkat    
higienitas, kepadatan hunian, pondok pesantren.

Article Details

How to Cite
Hilma, U. D., & Ghazali, L. (2015). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN SKABIES DI PONDOK PESANTREN MLANGI NOGOTIRTO GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA. JKKI : Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan Indonesia, 6(3), 148–157. Retrieved from https://journal.uii.ac.id/JKKI/article/view/3391