Main Article Content

Abstract

Abstrak Kombinasi kondisi wilayah Indonesia yang berbentuk kepulauan, infrastruktur yang terbatas, kekayaan sumber daya alam, dan kerawanan bencana merupakan tantangan bagi kegiatan penilaian lingkungan. Saat ini, penilaian kawasan dengan teknologi penginderaan jauh (inderaja) masih menjadi pilihan yang efisien. Sehingga perlu dibangun sistem inderaja yang mandiri dengan karakteristik yang sesuai dengan kondisi Indonesia. Riset ini bertujuan untuk menguji sistem inderaja dengan wahana udara tanpa awak (WUTA) untuk penilaian secara cepat perubahan lingkungan pasca kejadian bencana. Fokus penilaian secara cepat dimaksudkan untuk aplikasi respon terhadap kejadian bencana (tahap tanggap darurat), dan melihat perubahan aset obyek buatan manusia.. Citra yang dihasilkan juga harus memiliki resolusi spasial yang tajam (< 25cm) agar mudah menilai obyek buatan manusia. Riset ini telah dicobakan dalam melihat perubahan lingkungan pasca kejadian bencana erupsi Gunung Merapi, dan Bencana Gempa Bumi di Aceh Tengah. Pengalaman dari kedua kasus tersebut menunjukkan bahwa sistem inderaja memanfaatkan WUTA memiliki karakteristik biaya operasional rendah, mudah dijalankan oleh operator lokal, kecepatan perolehan hasil, akurasi yang memadai, dan efektif untuk luasan lebih kecil 5000Ha.

Keywords

penginderaan jauh wahana udara tanpa awak penilaian kawasan

Article Details