Main Article Content

Abstract

Kebisingan merupakan masalah yang menyertai perkembangan pembangunan kota, sebagai akibat meningkatnya jumlah penduduk dan aktivitas penduduk di perkotaan. Kebisingan yang kita dirasakan, dapat kita kurangi tingkat gangguannya dengan melakukan upaya pengurangan atau pengendalian kebisingan. Seiring dengan berkembangnya pembangunan disegala bidang di Indonesia dan di Yogyakarta pada khususnya, meningkatnya pertumbuhan sarana dan prasarana transportasi darat menyebabkan kebisingan dari arus lalu lintas yang ada menjadi tidak terhindarkan.
Gedung Sekolah Pascasarjana UGM sebagai salah satu bangunan milik UGM yang berfungsi untuk kegiatan pendidikan, berlokasi di Bulaksumur utara yang merupakan kawasan yang sangat pesat perkembangannya, baik pertumbuhan permukiman penduduk maupun arus lalu lintasnya, sehingga memiliki tingkat kebisingan lingkungan yang cukup tinggi.
Sebagai gedung untuk pendidikan perguruan tinggi, Gedung Sekolah Pascasarjana UGM diharapkan dapat menjadi tempat yang kondusif bagi terlaksananya kegiatan akademik, sehingga dibutuhkan tingkat kebisingan yang rendah. Hal tersebut membutuhkan suatu pengendalian kebisingan lingkungan di Gedung Sekolah Pascasarjana UGM. Pengendalian kebisingan dilakukan terhadap kebisingan ekterior dan interior seluruh bangunan.
Dengan makalah ini dapat diperoleh gambaran umum tentang upaya yang dilakukan, manfaat yang diperoleh dan kekurangan- kekurangan yang terdapat dalam pengendalian kebisingan pada fasilitas pendidikan dengan studi kasus Gedung Sekolah Pasca Sarjana UGM Yogyakarta. Makalah ini merupakan suatu proses evaluasi purna huni level indikatif dengan metode deskriptif mengenai pengendalian kebisingan yang dilakukan dikaitkan dengan indikasi keberhasilan pengendalian kebisingan pada bangunan.
Terdapat beberapa rekomendasi dari pembahasan yang dilakukan pada makalah ini yaitu: (1) pemilihan site atau lokasi fasilitas pendidikan dioptimalkan pada daerah dengan kepadatan penduduk rendah dan diusahakan tidak pada pusat ekonomi, (2) pengendalian kebisingan interior, efektif dilakukan dengan perancangan organisasi ruang yang mempertimbangkan fungsi dan tingkat kebisingan yang diijinkan untuk fungsi bersangkutan, (3) pengendalian eksterior dapat dilakukan dengan menggunakan penghalang dan atau barier bising, memperluas sempadan bangunan, meletakan bangunan yang membutuhkan ketenangan pada posisi terjauh dari sumber kebisingan lingkungan yang ada. Selain itu dapat menggunakan parfum akustik yang berupa gemericik air untuk menyamarkan kebisingan lingkungan yang terjadi.

Keywords

kebisingan pengendalian kebisingan fasilitas pendidikan

Article Details