Main Article Content

Abstract

Perkembangan teknologi informasi media massa, baik cetak maupun elektronika, ternyata tak selalu berdampak positif. selalu saja ada ruang dimana pihak tertentu tersudut dan dirugikan-meskipun secara halus dan nyaris tak terasa. Hal ini terjadi karena kuasa kapitalisme global yang merdeka dalam mengonstruksi wacana demi meraup keuntungan semata.

Dalam konteks demikian, eksistensi perempuan senantiasa terancam dan acapkali ditampilkan sebagai sebuah komoditas. Lihatlah, misalnya, iklan-iklan yang berkelebat di sela-sela acara media elektronika atau terserak di ruas-ruas media cetak tak jarang menciptakan perempuan sebagai sebuah ikon budaya. 

Iklan merupakan salah satu tayangan media yang menyebarkan kuasa (strategi) tentang normalisasi tubuh perempuan. Produksi kekuasaan yang terjadi kemudian adalah munculnya strategi untuk mengembuskan wacana "langsing", "kulit putih", "rambut hitam lurus dan panjang" yang terus mencuat, sehingga secara tidak sadar masyarakat menganggap tubuh perempuan yang ideal dan normal sebagaimana wacana media tersebut.

Buku feminisme profetik yang ditulis oleh Asmaeny ini menawarkan konsep yang hendak menentang hegemoni kapitalisme yang berkiblat ke Barat melalui pemikiran dan ide-ide sosial yang bersifat lebih transenden, lalu merebut ide-ide sekuler barat itu melalui pertarungan wacana. Obsesinya adalah hendak membebaskan kaum perempuan dari belenggu kapitalisme global.

Article Details

How to Cite
Faizah, F. (2016). Perempuan Dalam Eksploitasi Kapitalisme Modal. Millah: Journal of Religious Studies, 9(1), 155–160. Retrieved from https://journal.uii.ac.id/Millah/article/view/7079