Main Article Content

Abstract

Tulisan ini bermaksud mendiskusikan tentang bagaimana dalam perubahan dunia yang terus menerus organisasi tetap adaptik dan pada saat yang sama terjaga budayanya. Menurut penulis, budaya dan belajar ini memang seringkali dianggap sebagai berada di dua ujung garis. Budaya di satu sisi merupakan stabilisasi, penyatu, kekuatan penjaga pembentuk identitas, serta merupakan tatanan yang membuat hal-hal di dalamnya menjadi terduga dengan baik (predictable). Disisi lain, tuntutan perubahan membuat anggota dari sebuah organisasi atau budaya itu harus terus menerus belajar (menjadi perpetual learner) yang seringkali memerlukan pelepasan diri dari apa yang sudah ada, melepaskan diri dari asumsi dasar atau paradigma lama yang telah dimiliki, mengambil jarak dari budaya yang telah dimiliki. Dari sini, ada semacam kekhawatiran bahwa menguatnya mental model atau budaya itu akan menghambat terjadinya pembelajaran itu. Penulis percaya bahwa adalah mungkin diciptakan sebuah kultur organisasi yang di dalam dirinya terdapat ciri-ciri pembelajaran, adaptif, inovatif dan seterusnya.

 

 

Kata Kunci    :   Budaya pembelajar, pemimpin pembelajar, organisasi.

 

Article Details