Main Article Content

Abstract

Churn prediction adalah suatu cara untuk memprediksi pelanggan yang berpotensial untuk churn. Data
mining, khususnya klasifikasi tampaknya dapat menjadi salah satu alternatif solusi dalam membuat model
churn prediction yang akurat. Namun hasil klasifikasi menjadi tidak akurat disebabkan karena data churn
bersifat imbalance. Kelas data menjadi tidak stabil karena data akan lebih condong ke bagian data yang
memiliki komposisi data yang lebih besar. Salah satu cara untuk menangani permasalahan ini adalah dengan
memodifikasi dataset yang digunakan atau yang lebih dikenal dengan metode oversampling. Analisis yang
dilakukan pada penelitian ini adalah mengetahui bagaimana pengaruh metode oversampling yang digunakan
terhadap akurasi prediksi data churn dengan melakukan penghitungan akurasi model churn prediction yang
dinyatakan dalam bentuk lift curve, top decile dan gini coefficient serta f-measure untuk penghitungan akurasi
prediksi data sebagai data yang imbalance. Hasil yang didapat dari penelitian menunjukkan bahwa metode
oversampling yang menghasilkan data synthetic belum sesuai diterapkan pada data churn, karena cenderung
masih menghasilkan nilai top decile yang kecil. Tetapi secara umum metode oversampling ini mampu
meningkatkan akurasi untuk memprediksi data minor. Dengan penerapan metode oversampling, data churn
yang memiliki tingkat imbalance yang besar dapat diklasifikasi tanpa mengorbankan data minor yang menjadi
fokus penelitian. Metode oversampling yang digunakan juga memiliki hasil evaluasi yang berbeda terhadap
dataset sebagai data churn dan sebagai data imbalance.
Kata kunci: churn prediction, imbalance, sampling, akurasi, evaluasi.

Article Details