Main Article Content

Abstract

Berita di media dalam jaringan (online) memanfaatkan sensasi, misalnya dalam berita kematian mahasiswi. Penggunaan bahasa berupa diksi yang “wah,” penyebutan identitas lengkap, tidak mengindahkan kode etik jumalistik serta tidak menunjukkan empati pada korban. Dalam isu yang sama, kematian tidak wajar seorang mahasiswi, pesan atau gambar di media sosial juga cenderung sensasional. Ada unsur pornografi atau perendahan martabat perempuan dalam bermedia sosial memanfaatkan WhatsApp. Etika jurnalistik seharusnya memasukkan perspektif gender

Article Details

How to Cite
Ispandriarno, L. S. (2017). Membaca Media Daring, Mengikuti Media Sosial: Di Mana Etika?. Jurnal Komunikasi, 10(1), 11–28. https://doi.org/10.20885/komunikasi.vol10.iss1.art3