Main Article Content

Abstract

Saat ini banyak startup bermunculan, tetapi dalam perjalanannya 90% berakhir pada kegagalan. Faktor terbesar kegagalan adalah karena startup membuat produk yang tidak dibutuhkan pasar. Sehingga penting bagi startup untuk memastikan solusi yang dirancang sudah dapat menyelesaikan permasalahan customer (problem-solution fit) sebelum produk dikembangkan dan dirilis. Sajiloka merupakan sebuah startup yang hadir guna menyelesaikan hambatan memasak di masyarakat. Sebagai startup tahap awal, ide dan model bisnis Sajiloka masih berupa rancangan dan belum teruji. Ada berbagai macam pendekatan metodologi dan framework yang dapat dipakai dalam pengembangan startup, seperti Design Thinking, Lean Startup, Jobs To Be Done, Business Model Design, dan Lean Canvas. Setiap pendekatan mempunyai kelebihannya masing-masing. Hal ini kemudian mendasari lahirnya pendekatan Continuous Innovation Framewok yang mengintegerasikan pendekatan-pendekatan tersebut menjadi suatu pendekatan baru. Pengembangan startup Sajiloka dilakukan dengan mengimplementasikan Continuous Innovation Framewok pada tahap problem-solution fit. Tahapan yang dilakukan yaitu pemodelan ide bisnis dengan Lean Canvas (modeling), penentuan prioritas Lean Canvas (prioritizing), serta pengujian bagian aspek bisnis pada Lean Canvas (testing). Tahapan testing dipecah dalam langkah penemuan masalah (problem discovery), perancangan solusi (solution design) hingga pengujian solusi (offer delivery). Dari implementasi tersebut berhasil ditemukan beberapa  permasalahan yang layak untuk diselesaikan. Permasalahan tersebut kemudian coba diselesaikan dengan perancangan solusi dan diujikan dalam bentuk prototype. Hasilnya didapat bahwa solusi yang dihasilkan sudah dapat menyelesaikan permasalahan.

Article Details