https://journal.uii.ac.id/BIKKM/issue/feedBerkala Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat 2025-07-31T00:00:00+00:00Yaltafit Abror Jeem [email protected]Open Journal Systems<p>Berkala Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat is a peer reviewed journal published by the Faculty of Medicine Islamic University of Indonesia since 2023 with the title Berkala Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat, then used to be Scientific Periodical Journal of Medicine and Public Health as a translation.</p> <p><strong>Aims </strong></p> <p>We aim to publish ethically sound and methodologically rigorous scientific research in medicine and public health, including original studies, literature reviews, and case reports.</p> <p><strong>Scopes</strong></p> <p>Appropriate subjects for publication in Berkala Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat include:</p> <ul> <li>Anatomy</li> <li>Allergy and Immunology</li> <li>Biomedicine</li> <li>Cancer and stem cells</li> <li>Cardiovascular</li> <li>Cell and molecular biology</li> <li>Child health</li> <li>Dermatology</li> <li>Digital Health</li> <li>Epidemiology</li> <li>Geriatrics</li> <li>Histopathology</li> <li>Hospital Administration and Management</li> <li>Health Administration</li> <li>Healthcare Administration</li> <li>Healthcare Management</li> <li>Internal medicine</li> <li>Microbiology</li> <li>Neuro-psychiatric medicine</li> <li>Ophthalmology and Oral medicine</li> <li>Parasitology, vector biology</li> <li>Pharmacology</li> <li>Physiology</li> <li>Physical medicine and rehabilitation</li> <li>Public Health</li> <li>Pulmonology</li> <li>Radiology</li> <li>Reproductive science</li> <li>Surgery, including orthopaedic and urology</li> </ul>https://journal.uii.ac.id/BIKKM/article/view/35843Dukungan Sosial dan Faktor Demografi dalam Mengatasi Burnout Akademik Mahasiswa : Sebuah Tinjauan Pustaka2025-01-31T15:14:33+00:00Suci Ramadhani[email protected]Muhammad Ali Maulana[email protected]Mita[email protected]<p><strong><em>Abstrak</em></strong></p> <p>Pembelajaran daring dapat berpengaruh terhadap proses perkuliahan yang tidak maksimal, <em>Academic burnout </em>dapat mengakibatkan penurunan konsentrasi dan daya serap dari intisari materi yang diberikan serta menurunnya prestasi belajar. Menganalisis faktor yang berhubungan dengan <em>academic burnout </em>pada mahasiswa. Jenis penelitian kajian pustaka atau <em>literature review </em>dengan teknik analisa data menggunakan <em>content analysis</em>, artikel diperoleh melalui <em>database google schoolar, Pubmed, Science Direct</em>, dan neliti dengan menggunakan kata kunci dukungan sosial dengan <em>burnout academic</em>, dukungan keluarga dan akademik <em>burnout</em>, pengaruh dukungan sosial terhadap burnout akademik dan <em>social support AND academic burnout, social support AND student burnout, burnout academic AND factor demographics AND student.</em> Dari 8 artikel penelitian yang ditelaah diperoleh 2 faktor yang mempengaruhi <em>academic burnout </em>yaitu <em>social support </em>dan faktor demografi. Faktor <em>social support </em>memiliki peran untuk mengurangi <em>academic burnout </em>dan faktor demografi menunjukkan bahwa risiko tinggi sindrom <em>burnout </em>secara signifikan berhubungan dengan jenis kelamin, usia, tinggal bersama orang tua dan jenis pembiayaan studi swadana pada mahasiswa. Penelitian ini menunjukkan bahwa dukungan sosial dan faktor demografi memilki peran dalam menurunkan tingkat <em>academic burnout</em>.</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> <em>Academic Burnout</em>; Sosial <em>Support</em>; Faktor Demografi</p>2025-07-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Berkala Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat (Scientific Periodical Journal Of Medicine And Public Health)https://journal.uii.ac.id/BIKKM/article/view/36195Pemanfaatan Nilai Asthma Control Test (ACT) Dalam Penentuan Pemberian Obat Dan Dosis Pasien Asma : Sebuah Tinjauan Pustaka2024-08-29T16:13:32+00:00Nurmainah[email protected]Yubelina Windesi[email protected]Syarifah Nurul Yanti Rizki Syahab Asseggaf[email protected]<p>Pengetahuan masyarakat dalam mengendalikan asma masih kurang baik, dapat dilihat dari asma yang tidak terkontrol. Hal ini menyebabkan kualitas hidup pasien yang menurun. Asma seringkali sulit dikendalikan dan kemungkinan tidak semua pasien tertangani dengan baik. Tujuan dari penelitian ini yaitu pemanfaatan ACT dalam mengontrol kesembuhan asma dan hubungan ACT dalam tingkat perbaikan kesembuhan pada pasien asma. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan Kajian Narrative yang dilakukan dengan menelusuri artikel-artikel yang berhubungan dengan penggunaan ACT dalam pengontrola asma. Penelusuran artikel dilakukan pada bulan Juni hingga Agustus 2021 melalui Pubmed. Artikel-artikel yang dipilih berdasarkan kriteria variable bebas dan variable terikat. Kajian artikel yang dilakukan sebanyak 44 artikel. Namun, hanya 20 artikel yang membahas tentang Asthma Control Test (ACT). Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa Asthma Control Test (ACT) mempunyai peranan penting dalam mengontrol asma. Serta meningkatkan kualitas hidup pasien menjadi lebih baik. Pemanfaatan Asthma Control Test (ACT) juga dapat menentukan penggunaan jenis obat serta dosis yang digunakan oleh pasien asma. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu adanya pengaruh Asthma Control Test (ACT) dalam mengontrol asma, serta dapat digunakan dalam menentukan jenis obat dan dosis untuk kesembuhan asma pasien.</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> <em>Asthma Control Test (ACT); PubMed</em></p>2025-07-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Berkala Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat https://journal.uii.ac.id/BIKKM/article/view/37527Kekerasan Fisik pada Anak, Faktor Risiko, dan Komplikasinya : Sebuah Tinjauan Pustaka2024-12-06T14:42:01+00:00Dian Novitasari[email protected]Istiqomah[email protected]Setyo Trisnadi[email protected]<p>Kekerasan fisik pada anak secara khusus mengacu pada penggunaan kekuatan fisik yang dapat berdampak buruk secara signifikan terhadap kesehatan, keselamatan, perkembangan, dan martabat anak. Pengalaman yang terjadi selama masa kanak-kanak dapat memberikan dampak besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak di masa depan. Diharapkan, kekerasan pada anak yang terus meningkat setiap tahun dapat dicegah melalui identifikasi faktor risiko dan tanda-tanda kekerasan, guna meningkatkan kualitas hidup anak yang mengalami kekerasan di masa mendatang. Penelitian literatur mengenai kekerasan fisik pada anak, faktor risiko, dan komplikasinya menggunakan basis data Google Scholar. Berbagai literatur dikumpulkan untuk memberikan informasi terkait kekerasan fisik pada anak yang mencakup definisi, epidemiologi, faktor predisposisi, jenis-jenis kekerasan fisik, identifikasi, serta konsekuensi jangka panjang. Jumlah kasus kekerasan terhadap anak meningkat setiap tahun. Kasus kekerasan pada anak diharapkan dapat dicegah dengan mengenali faktor risiko dan tanda-tanda kekerasan, sehingga kualitas hidup anak yang mengalami kekerasan dapat ditingkatkan di masa depan.</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> Kekerasan Fisik pada Anak; Epidemiologi; Faktor Risiko; Jenis Identifikasi; Konsekuensi</p>2025-07-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Berkala Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat https://journal.uii.ac.id/BIKKM/article/view/38705Kompetensi dan Peluang Karir Epidemiolog Kesehatan : Sebuah Tinjauan Pustaka2025-01-27T21:27:19+00:00Tutik Inayah Susilaningsih[email protected]Muhammad Fadhil[email protected]Th. Baning Rahayujati[email protected]<p>Epidemiologi merupakan salah satu bagian dari ilmu kesehatan masyarakat yang berfokus pada distribusi dan determinan faktor kesehatan di kelompok masyarakat. <em>Triple burden </em>penyakit memberikan peran penting ilmu epidemiologi dalam menyelesaikan masalah penyakit menular, penyakit tidak menular, dan penyakit baru yang muncul dan menimbulkan keresahan kesehatan masyarakat. Studi ini bertujuan untuk memberikan gambaran peluang karir bagi para epidemiolog dan memberikan rekomendasi dalam mengatasi tantangan yang muncul. Kami menggunakan tinjauan pustaka berdasarkan kerangka utama dari WHO, CDC, dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Dokumen-dokumen tersebut diambil dari artikelartikel yang telah ditinjau, laporan dari institusi terkait, serta pedoman yang diterbitkan oleh organisasi tersebut. Kami mengidentifikasi kompetensi inti epidemiolog dalam penanganan kedaruratan kesehatan masyarakat, surveilans, analisis data, dan pengembangan kebijakan. Berdasarkan literatur, kompetensi inti yang secara konsisten ditekankan oleh WHO, CDC, dan Kementerian Kesehatan RI yaitu surveilans epidemiologi, investigasi kasus, analisis data, dan kemampuan komunikasi risiko dalam memberikan rekomendasi. Pengembangan karir utama meliputi keterampilan statistic, pengetahuan tentang kebijakan kesehatan masyarakat, <em>teamwork</em>, dan kearifan terhadap budaya lokal. Pedoman WHO menyoroti kolaborasi kesehatan global dan penerapan ilmu epidemiologi bagi para pembuat kebijakan. CDC memberikan pengembangan karir bagi ahli epidemiologi dengan berfokus pada pelatihan dan pendidikan berkelanjutan. Indonesia sendiri membutuhkan para epidemiolog untuk mengisi karir sebagai pegawai negeri sipil (ASN) dan non-ASN dengan standar kompetensi yang telah ditentukan. Epidemiologi memiliki peranan penting dalam kesehatan masyarakat. Pemerintah bersama organisasi lokal dan internasional perlu meningkatkan efikasi, mengembangkan instrument dan kerangka kerja untuk mengatasi tantangan yang dihadapi.</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> Kompetensi; Epidemiolog; Karir</p>2025-07-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Berkala Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat https://journal.uii.ac.id/BIKKM/article/view/40991Tromboemboli Dalam Kehamilan: Sebuah Tinjauan Pustaka2025-06-11T03:43:11+00:00Sidhi Laksono[email protected]Ayumi Syifa Sakura[email protected]<p><em>Venous Thromboembolism</em> (VTE) menyebabkan mortalitas dan morbiditas pada ibu hamil dan postpartum. Kehamilan meningkatkan risiko penyebab VTE sampai empat hingga lima kali dibandingkan pada wanita yang tidak hamil dan risiko akan meningkat 30 sampai 60 kali pada postpartum. VTE terdiri dari dua bentuk utama, yaitu deep vein thrombosis (DVT) dan pulmonary embolism (PE). Patofisiologi VTE dijelaskan melalui triad Virchow: stasis vena, kerusakan endotel, dan hiperkoagulabilitas. Manifestasi klinis VTE pada kehamilan menyerupai fisiologis kehamilan sehingga dilakukan pemeriksaan diagnosis untuk mendiagnosa VTE, pemeriksaan diagnosis dilakukan menggunakan alat diagnostik yang aman untuk ibu hamil dan janin. Antikoagulan dapat diberikan untuk terapi sejak VTE terdiagnosa. VTE. Studi ini menjelaskan mengenai tromboembolisme pada kehamilan yang mencakup faktor risiko, patofisiologi, diagnosis dan terapi pada wanita hamil dan wanita pasca melahirkan.</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> <em>Deep Vein Thrombosis</em> (DVT); <em>Pulmonary Embolism </em>(PE); Tromboembolisme (VTE)</p>2025-07-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Berkala Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat https://journal.uii.ac.id/BIKKM/article/view/42127Manfaat Neurofeedback Sebagai Tata Laksana pada Burnout : Sebuah Tinjauan Pustaka2025-07-20T16:31:03+00:00Ade Indah Wahdini[email protected]<p>Burnout telah menjadi masalah kesehatan global yang serius, terutama di kalangan profesional dengan tuntutan kerja tinggi. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada penurunan produktivitas, tetapi juga meningkatkan risiko gangguan kesehatan fisik dan mental. Studi terbaru menunjukkan prevalensi burnout mencapai 40-60% pada tenaga kesehatan dan pendidik. <em>Neurofeedback</em> muncul sebagai pendekatan inovatif yang menawarkan solusi berbasis neurosains untuk mengatasi masalah ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas <em>neurofeedback</em> dalam mengurangi gejala burnout dan mengidentifikasi perubahan pola gelombang otak yang terkait dengan perbaikan gejala. Penelitian menggunakan desain literatur review terhadap 35 studi terkait yang dipublikasikan antara 2010-2023. Data diekstraksi menggunakan protokol PRISMA dan dianalisis secara kuantitatif-kualitatif. Temuan menunjukkan <em>neurofeedback</em> secara signifikan mampu: (1) mengurangi gejala emosional sebesar 42% (ES=0.78, p<0.001), (2) meningkatkan kualitas tidur melalui normalisasi gelombang SMR (12-15Hz), dan (3) memperbaiki fungsi eksekutif dengan peningkatan aktivitas beta (15-20Hz). Perubahan EEG menunjukkan korelasi kuat antara peningkatan koherensi frontal dan penurunan gejala. <em>Neurofeedback</em> merupakan intervensi yang efektif untuk menangani burnout, dengan efek terapeutik yang bertahan hingga 6 bulan pasca-intervensi. Studi ini merekomendasikan protokol standar 15-20 sesi dengan kombinasi pelatihan alfa dan beta untuk hasil optimal.</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> <em>Burnout</em>; Gelombang Otak; Intervensi Psikologis; Kesehatan Mental Kerja; <em>neurofeedback</em></p>2025-07-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Berkala Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat https://journal.uii.ac.id/BIKKM/article/view/38371Efektivitas Intervensi Edukasi Etika Batuk dan Bersin Terhadap Pengetahuan Siswa Kelas 5 SDN 03 Kemiri, Kabupaten Tangerang, Provisi Banten2025-01-31T18:48:31+00:00Camila Irianti Hadi Putri[email protected]Arif Hilmi[email protected]Rita Komalasari[email protected]<p style="font-weight: 400;"><strong>Latar Belakang: </strong>Infeksi Saluran Pernapasan Akut merupakan masalah kesehatan utama di seluruh dunia, karena merupakan penyebab kematian dan penyakit yang tinggi, terutama pada balita dan anak-anak di Indonesia.Penyakit ini menular dengan gejala seperti batuk, sesak napas, dan pilek yang menyebar melalui droplet, dan pencegahannya sangat bergantung pada etika batuk dan bersin yang benar.</p> <p style="font-weight: 400;"><strong>Tujuan: </strong>Penelitian ini bertujuan untuk mengukur efektivitas intervensi edukasi tentang etika batuk dan bersin terhadap pengetahuan siswa kelas 5 SDN 03 Kemiri, Kabupaten Tangerang.</p> <p style="font-weight: 400;"><strong>Metode: </strong>Penelitian ini menggunakan metode survei analitik quasi eksperimental dengan pendekatan cross sectional one group pretest-post test design pada Siswa Kelas 5 SDN 03 Kemiri, Kabupaten Tangerang. Sampel ditetapkan menggunakan teknik <em>total sampling</em> dengan jumlah sampel 48 orang siswa.</p> <p style="font-weight: 400;"><strong>Hasil: </strong>Penyuluhan tentang etika batuk dan bersin di SDN 03 Kemiri menunjukkan peningkatan pengetahuan yang signifikan, dengan 58,3% siswa memperoleh nilai 80 dan 41,7% mencapai nilai 100 setelah penyuluhan. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan perbedaan signifikan antara Pre-Test dan Post-Test, dengan nilai signifikansi 0,000.</p> <p style="font-weight: 400;"><strong>Simpulan</strong>: Tingkat pemahaman siswa kelas 5 SDN 03 Kemiri mengenai Etika Batuk dan Bersin masih kurang baik. Setelah dilakukan intervensi, terdapat perubahan yang signifikan terhadap pengetahuan siswa dan siswi. Disarankan agar institusi pendidikan rutin mengadakan penyuluhan serupa di sekolah dasar untuk meningkatkan pemahaman dan penerapan etika batuk dan bersin dalam kehidupan sehari-hari.</p> <p style="font-weight: 400;"><strong>Kata Kunci:</strong> Efektivitas; Intervensi; Etika Batuk dan Bersin; Pengetahuan</p>2025-07-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Berkala Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat https://journal.uii.ac.id/BIKKM/article/view/38672Profil Bakteri dan Pola Sensitivitas Antibiotik pada Pasien Pneumonia Terkait Ventilator di Rumah Sakit Tersier ICU di Jawa Barat, Indonesia 2025-01-26T06:13:41+00:00Rosmeri Handayani[email protected]Ronald Hamidie[email protected]<p><strong>Latar Belakang:</strong> Pneumonia terkait ventilator (VAP) merupakan infeksi nosokomial yang sering terjadi di ICU, meningkatkan mortalitas, lama rawat inap, dan biaya perawatan. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional dapat memperburuk resistensi bakteri.</p> <p><strong>Tujuan</strong> : menganalisis pola bakteri dan profil kepekaan antibiotik pada pasien VAP di rumah sakit tersier di Indonesia guna mengoptimalkan terapi empiris dan pencegahan resistensi.</p> <p><strong>Metode:</strong> Penelitian deskriptif retrospektif dilakukan dengan menganalisis data kultur sputum dan uji sensitivitas antibiotik dari pasien VAP di ICU periode Maret–Agustus 2024. Data diolah secara statistik deskriptif untuk mengidentifikasi pola bakteri dan resistensi antibiotik.</p> <p><strong>Hasil:</strong> Dari 46 sampel, 43 (93,5%) positif bakteri, didominasi Gram-negatif (78,26%), terutama Acinetobacter baumannii (38,1%), Pseudomonas aeruginosa (16,7%), dan Klebsiella pneumoniae (9,5%). Terdapat resistensi tinggi terhadap beberapa antibiotik lini pertama.</p> <p><strong>S</strong><strong>impulan:</strong> Bakteri Gram-negatif merupakan patogen utama VAP dengan tingkat resistensi antibiotik yang bervariasi. Diperlukan strategi pencegahan infeksi dan penggunaan antibiotik secara rasional untuk menekan laju resistensi di ICU.</p> <p><strong>Kata Kunci: </strong>Pola bakteri; Unit Perawatan Intensif; Kepekaan; Pneumonia terkait ventilator</p>2025-07-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Berkala Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat https://journal.uii.ac.id/BIKKM/article/view/38687Efektivitas Program Pos Binaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu-PTM) dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah dan Lingkar Perut di Kabupaten Sragen, Indonesia2025-01-27T11:13:07+00:00Anindya Amanda Damayanti[email protected]<p><strong>Latar Belakang: </strong>Deteksi dan intervensi dini penting bagi penderita diabetes mellitus. Masalah utama yang dihadapi negara berpenghasilan menengah ke bawah saat ini adalah terbatasnya pelayanan kesehatan. Pmerintah Indonesia membentuk Program Pos Binaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu-PTM) sebagai upaya promotif dan preventif.</p> <p><strong>Tujuan: </strong>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas Posbindu PTM dalam mengendalikan glukosa darah dan lingkar perut di Kabupaten Sragen.</p> <p><strong>Metode: </strong>Studi <em>cross-sectional</em> dilakukan pada Desember 2023 di Plupuh, Sragen, Indonesia. Subjek merupakan 36 orang dengan rentang usia 25 hingga 70 tahun. Intervensi Posbindu dilakukan dengan pembiasaan gaya hidup sehat selama delapan bulan, selain itu dilakukan pengukuran antropometrik dan pemeriksaan gula darah setiap bulannya. Data dianalisis dengan <em>software</em> SPSS menggunakan metode <em>paired sample T-test</em>.</p> <p><strong>Hasil: </strong>Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 33,33% subjek terdiagnosis diabetes mellitus. Rerata kadar glukosa darah di awal studi adalah 148.4mg/dl dan turun menjadi 114 mg/dl di akhir studi. Rerata lingkar perut di awal studi adalah 95.19 cm dan turun menjadi 86.83 cm di akhir studi.</p> <p><strong>Simpulan: </strong>Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa program Posbindu PTM terbukti efektif dalam mengubah gaya hidup masyarakat menjadi lebih sehat dengan dibuktikan adanya penurunan kadar glukosa darah dan lingkar perut.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>Posbindu; Glukosa Darah; Lingkar Perut; Diabetes Mellitus; Penyakit Tidak Menular</p>2025-07-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Berkala Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat (Scientific Periodical Journal Of Medicine And Public Health)https://journal.uii.ac.id/BIKKM/article/view/38172Efektivitas Penyuluhan Tentang Anemia Terhadap Pengetahuan Siswi Kelas XI MAS Al-Jauharatun Naqiyah, Kecamatan Mekar Baru, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten2025-05-26T04:31:24+00:00Vasha Annisa Hidayat[email protected]Dinni Sulaswati[email protected]Rita Komalasari[email protected]<p><strong>Latar Belakang:</strong> Anemia adalah kondisi ketika jumlah sel darah merah atau kadar hemoglobin lebih rendah dari normal sehingga tidak mencukupi kebutuhan tubuh. Pengetahuan dan sikap memengaruhi risiko anemia, karena berpengaruh terhadap asupan makanan. Pada remaja putri, anemia umumnya disebabkan oleh pola makan yang buruk dan menstruasi.</p> <p><strong>Tujuan:</strong> Meningkatkan pengetahuan siswi-siswi MAS Al-Jauharatun Naqiyah mengenai anemia, menurunkan angka kejadian anemia dan meningkatkan kesadaran untuk mengonsumsi Tablet Tambah Darah.</p> <p><strong>Metode:</strong> Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan analisis univariat. Desain penelitian yang digunakan adalah <em>pre-experimental one group pre-post test</em> dengan analisis univariat. Populasi dalam penelitian ini adalah siswi kelas XI MAS Al-Jauharatun Naqiyah. Teknik pengambilan sampel menggunakan <em>purposive sampiling</em> dan sampel yang diambil pada penelitian ini berjumlah 30 siswi.</p> <p><strong>Hasil:</strong> Setelah dilakukan kunjungan pada siswi MAS Al-Jauharatun Naqiyah, didapatkan 22 dari 30 responden memiliki pengetahuan yang kurang mengenai anemia, kemudian setelah dilakukan intervensi dengan penyuluhan mengenai anemia terdapat peningkatan nilai. Berdasarkan hasil Uji Wilcoxon, didapatkan <em>P-Value</em> <0.05 yang menandakan adanya perbedaan yang signifikan dari nilai <em>pre-test</em> dan <em>post-test</em> mengenai anemia. Dari hasil uji analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa penyuluhan mengenai anemia telah berhasil dalam meningkatkan pengetahuan siswi-siswi MAS Al-Jauharatun Naqiyah mengenai anemia.</p> <p><strong>Kesimpulan:</strong> Tingkat pemahaman siswi-siswi MAS Al-Jauharatun Naqiyah mengenai anemia masih rendah. Setelah dilakukan intervensi terlihat adanya perubahan yang signifikan terhadap pengetahuan siswi-siswi MAS Al-Jauharatun Naqiyah.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>Tingkat Pengetahuan Anemia; Anemia; Remaja Putri; SMA</p>2025-07-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Berkala Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat https://journal.uii.ac.id/BIKKM/article/view/39897Transformasi Identitas dan Konflik Intrapersonal Dokterpreneur: Studi Fenomenologi Empiris 2025-04-22T02:46:32+00:00Andri Sulaksono[email protected]Burhan Bungin[email protected]Liliana Dewi[email protected]<p><strong>Latar Belakang: </strong>Fenomena dokterpreneur di Indonesia tidak muncul dari ruang hampa, tetapi lahir sebagai entitas adaptif atas semakin kompleks dan besar tanggung jawab dokter dalam menjalankan tugasnya. Dengan berdalih bahwa terjadi ketidakseimbangan antara beban tugas dan penghasilan yang didapatkan, maka muncul upaya dari dokter untuk menambah penghasilan dengan bertransformasi menjadi dokterpreneur. Fenomena transformasi inilah yang memunculkan konflik identitas yang kompleks antara etika altruisme medis dan tuntutan profitisme bisnis (egoisme bisnis).</p> <p><strong>Tujuan: </strong>Penelitian ini mengeksplorasi pengalaman subjektif dokterpreneur dalam mengkompromikan dan menyelaraskan dilema antara etika profesi medis yang berlandaskan altruisme dan prinsip profesionalisme bisnis yang berlandaskan profitisme, saat menjalani transformasi peran dan saat bertransformasi identitas profesional dari dokter menjadi dokterpreneur.</p> <p><strong>Metode: </strong>Penelitian ini berparadigma konstruktivis-interpretif, dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan pendekatan fenomenologi empiris Creswell, penelitian ini berfokus pada eksplorasi makna-makna yang dibentuk melalui pengalaman individual. Proses analisis mengikuti tahapan identifikasi pernyataan bermakna, tema esensial, deskripsi tekstural-struktural, dan perumusan esensi.</p> <p><strong>Hasil: </strong>Melalui tahapan refleksi nilai, adaptasi strategi, dan negosiasi makna, maka terbentuk identitas baru sebagai dokterpreneur. Berdasarkan temuan ini, disusunlah model konseptual tentang transformasi identitas dokterpreneur sebagai proses dialektika antara implementasi nilai altruisme dan logika profit bisnis, yang menghasilkan entitas profesional baru sebagai dokterpreneur yang luwes dan reflektif.</p> <p><strong>Simpulan: </strong>Konflik antara etika medis dan egoisme bisnis adalah hal yang tidak harus dihindari. Negosiasi makna yang berkelanjutan dan dinamis antara altruisme dan tuntutan bisnis akan mempermudah proses transformasi dan peran pendidikan dokter untuk membentuk jiwa entrepreneur yang adaptif bagi dokter.</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> Altruisme medis; konflik intrapersonal; transformasi identitas; dokterpreneur; fenomenologi empiris</p>2025-07-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Berkala Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat https://journal.uii.ac.id/BIKKM/article/view/41408Identifikasi Kandungan Boraks dan Formalin pada Bakso di Wilayah Ngaglik Sleman Yogyakarta2025-06-25T01:05:02+00:00Mujiyanto Mujiyanto[email protected]<p><strong>Latar Belakang:</strong> Bakso merupakan makanan yang populer dan sering dikonsumsi masyarakat karena harganya yang terjangkau dan mudah diperoleh. Penggunaan bahan tambahan berbahaya seperti boraks dan formalin pada bakso masih menjadi permasalahan serius karena dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti kerusakan ginjal, hati, dan sistem saraf. Untuk menjaga mutu dan keamanan pangan, perlu dilakukan pengujian terhadap kandungan zat berbahaya seperti boraks dan formalin, yang dilarang penggunaannya dalam makanan berdasarkan<em> </em>Permenkes RI Nomor 033 tahun 2012.</p> <p><strong>Tujuan:</strong> Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kandungan boraks dan formalin dalam bakso di wilayah Ngaglik Sleman Yogyakarta.</p> <p><strong>Metode:</strong> Metode penelitian ini menggunakan metode uji laboratorium kualitatif. Analisis yang dilakukan meliputi identifikasi boraks secara kualitatif menggunakan kertas kurkumin, dan identifikasi formalin menggunakan larutan kalium permanganat.</p> <p><strong>Hasil:</strong> Seluruh sampel menunjukkan hasil negatif untuk boraks dan formalin. Uji boraks ditandai kertas kurkumin yang tetap kuning, sedangkan uji formalin menunjukkan larutan kalium permanganat yang mempertahankan warna ungu.</p> <p><strong>Kesimpulan:</strong> Bakso di wilayah Ngaglik Sleman aman dari cemaran boraks dan formalin, menunjukkan kepatuhan pedagang terhadap regulasi keamanan pangan. Monitoring berkala tetap diperlukan untuk mempertahankan kualitas keamanan.</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> Bakso; Boraks; Formalin; Keamanan Pangan ; Uji Kualitatif</p>2025-07-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Berkala Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat https://journal.uii.ac.id/BIKKM/article/view/40450Studi Kasus Tentang Pemeriksaan Luar dan Dalam pada Kecelakaan Sepeda Motor di Yogyakarta : Sebuah Laporan Kasus2025-07-23T04:48:47+00:00Lia Yulianti Siregar[email protected]Yudha Nurhantari[email protected]Dewanto Yusuf Priambodo[email protected]Dhiwangkoro Aji Kadarmo[email protected]<p><strong>Latar Belakang:</strong> Kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu penyebab utama kematian yang berdampak besar terhadap individu, keluarga, dan negara. Di Indonesia, pemeriksaan forensik pada korban kecelakaan sering kali terbatas pada pemeriksaan luar, sehingga penyebab kematian yang pasti tidak dapat diidentifikasi secara akurat. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab kematian melalui pemeriksaan luar dan dalam pada korban kecelakaan sepeda motor.</p> <p><strong>Deskripsi Kasus:</strong> Seorang laki-laki berusia 20 tahun, Warga Negara Asing, ditemukan meninggal dunia akibat kecelakaan sepeda motor tanpa menggunakan helm. Pemeriksaan luar menunjukkan adanya memar pada wajah, derik tulang pada wajah dan rahang, serta luka lecet pada dada, perut, dan ekstremitas. Pemeriksaan dalam mengungkap patah tulang tengkorak dengan garis patahan pada tempurung dan dasar tengkorak, serta kerusakan total jaringan otak. Ditemukan pula memar pada paru-paru, hati, diafragma, dan robekan pada limpa.</p> <p><strong>Kesimpulan:</strong> Penyebab kematian adalah trauma tumpul pada kepala yang menyebabkan patah terbuka tulang tengkorak dan hancurnya jaringan otak secara menyeluruh. Pemeriksaan dalam sangat penting untuk memastikan mekanisme kematian secara akurat.</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> Pemeriksaan Luar dan Dalam; Kecelakaan Lalu Lintas; Cedera Kepala Berat; Sepeda Motor; WNA</p>2025-07-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Berkala Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat https://journal.uii.ac.id/BIKKM/article/view/40683Peran Vital Kedokteran Forensik dalam Penyelidikan Kasus Pembunuhan dan Pemerkosaan : Sebuah Laporan Kasus 2025-07-23T04:51:05+00:00Novianto Adi Nugroho[email protected]Dian Nita Eka Saptarini[email protected]<p><strong>Latar Belakang:</strong> Kedokteran forensik memiliki peran sentral dalam proses penyelidikan kasus kriminal, khususnya pembunuhan dan pemerkosaan. Melalui pemeriksaan medis dan analisis ilmiah terhadap jenazah, ahli forensik dapat mengungkap penyebab kematian, jenis kekerasan yang terjadi, serta memberikan keterangan ahli yang mendukung proses peradilan.</p> <p><strong>Deskripsi Kasus:</strong> Dalam studi ini, ditemukan adanya luka terbuka pada pipi dan leher bagian kiri yang diklasifikasikan sebagai luka tusuk akibat kekerasan tajam. Selain itu, terdapat tanda-tanda asfiksia, seperti petechiae (bintik perdarahan) pada konjungtiva palpebra dan sianosis pada jaringan di bawah kuku keempat ekstremitas. Temuan ini menunjukkan adanya proses mati lemas akibat kekurangan oksigen.</p> <p><strong>Kesimpulan:</strong> Pemeriksaan forensik menunjukkan bahwa meskipun terdapat luka tusuk yang signifikan, penyebab utama kematian adalah asfiksia. Temuan ini menegaskan pentingnya peran kedokteran forensik dalam mengidentifikasi mekanisme kematian secara akurat, yang menjadi dasar dalam proses investigasi dan penegakan hukum.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: Kedokteran Forensik; Pembunuhan; Luka Tusuk; Mati Lemas; Penyebab Kematian</p>2025-07-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Berkala Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat https://journal.uii.ac.id/BIKKM/article/view/40802Tinjauan Yuridis Kelalaian Pengasuh Panti Asuhan yang Menyebabkan Kematian : Sebuah Laporan Kasus 2025-06-03T10:29:46+00:00Hardhiati Iqra Pratiwi[email protected]Raden Panji Uva Utomo[email protected]Bianti Hastuti Machroes[email protected]<p><strong>Latar belakang:</strong> Kelalaian adalah salah satu bentuk kesalahan yang timbul karena pelaku tidak memenuhi standar perilaku yang telah ditentukan oleh Undang-Undang, serta kelalaian tersebut terjadi karena perilaku orang itu sendiri.</p> <p><strong>Deskripsi kasus:</strong> Dilaporkan sebuah kasus, jenazah bayi perempuan, ditemukan meninggal dunia di suatu Yayasan panti asuhan di kota Semarang, pada hari Minggu 11 Februari 2024 sekira pukul 07.30. Kemudian korban dimakamkan di pemakaman umum pada hari Minggu, 11 Februari 2024 sekira pukul 14.00. Korban berusia kurang lebih 3 bulan di luar kandungan, panjang badan 58 cm. Dari pemeriksaan luar dan dalam terhadap jenazah, didapatkan luka akibat kekerasan tumpul berupa luka memar pada mulut; luka lecet pada wajah. Didapatkan cairan perut yang ada pada saluran nafas.</p> <p><strong>Kesimpulan:</strong> Anak yang dititipkan ditempat penitipan anak mendapatkan perlindungan hukum untuk menghindari anak mendapatkan perbuatan yang mengancam kejiwaan anak tersebut. Perlindungan hukum itu secara khusus diatur dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 mengenai perlindungan anak, dalam pasal 76 B, dan sanksinya diatur dalam pasal 77. Selain itu, sanksi pidana dapat dijatuhkan untuk pengasuh tempat penitipan anak terhadap kematian anak merujuk pada pasal 359 KUHP dengan risiko hukuman 5 tahun penjara.</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> Kelalaian; Panti Asuhan; Sanksi Pidana</p>2025-07-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Berkala Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat