Main Article Content

Abstract

Intisari

Latar belakang: Resistensi bakteri terhadap antibiotik telah mendorong dilakukan berbagai upaya  penelitian untuk mencari alternatif pengganti antibiotik yang lebih baik. Namun penelitian untuk mencari antibiotik yang baru menghabiskan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Bakteri MRSA (Methicillin ResistantStaphylococcus aureus) merupakan salah satu bakteri yang resisten terhadap antibiotik golongan penisilin termasuk ampisilin. Kombinasi antibiotik dengan minyak atsiri dapat menjadi pilihan alternatif untuk mengatasi resistensi bakteri terhadap antibiotik.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibiotik ampisilin terhadap bakteri MRSA setelah dikombinasi dengan minyak atsiri kulit batang kayu manis (Cinnamomum burmannii)

Metode: Minyak atsiri kulit batang kayu manis (KKM) diisolasi menggunakan metode destilasi uap-air dan diidentifikasi komponenya menggunakan GC-MS. Metode uji untuk menentukan aktivitas antibiotik dan kombinasinya dengan KKM digunakan metode difusi dan kontak gas.

Hasil: Setelah dilakukan isolasi minyak atsiri kulit batang kayu manis, diperoleh jumlah rendemen sebesar 0,24% dengan lima komponen utama yang terkandung didalamnya, yaitu cinnamaldehyde (64,84%), 1,8-cineole (6,4%), dan benzyl benzoate (6,33%). Hasil uji aktivitas menunjukkan rata-rata diameter zona hambat ampisilin tunggal terhadap bakteri MRSA adalah sebesar 10,67 mm, sedangkan antibiotik ampisilin yang telah dikombinasi dengan minyak atsiri KKM sebesar 23,67 mm.

Kesimpulan: Kenaikan aktivitas antibakteri ampisilin setelah dikombinasi dengan KKM adalah 121,84%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan minyak atsiri KKM berpotensi sebagai terapi suportif bila digunakan bersama dengan ampisilin untuk mengatasi infeksi MRSA.

Kata kunci: ampisilin, bakteri MRSA, minyak atsiri, kayu manis, kontak gas


Keywords

ampisilin bakteri MRSA minyak atsiri kayu manis kontak gas

Article Details