Main Article Content

Abstract

Salah satu cara untuk mengetahui tingkat higiene dan sanitasi makanan adalah melalui analisis mikrobiologis yaitu dengan uji keberadaan E. coli dan Salmonella spp. Sampel makanan masak dan mentah, air minum, alat masak dan penjamah makanan yang berasal dari dua kantin Universitas Islam Indonesia Yogyakarta diambil dan diuji dengan metode Jumlah Perkiraan Terdekat (JPT) atau Most Probable Number (MPN) untuk Total Coliform sedangkan E. coli diidentifikasi menggunakan metode APHA 9223 B dengan IDEX Colielert. Media Salmonella Shigela Agar digunakan sebagai media selektif untuk uji kualitatif Salmonella sp. Hasil analisis menunjukkan bahwa 27% sampel memiliki Total Coliform diatas 2400MPN/100ml dan dan tidak dirdeteksi E. coli pada semua sampel. Sedangkan uji kualitatif Salmonella spp terdeteksi 16% dari total sampel. Berdasarkan hasil observasi, konstruksi gedung kantin sudah cukup baik akan tetapi fasilitas penunjang sanitasi kurang memadai.  Sedangkan berdasarkan wawancara, pengetahuan tentang sanitasi dan higiene perseorangan karyawan kantin dinyatakan kurang.

Keywords

sanitasi kantin E.Coli Salmonella

Article Details

References

  1. Adam, M. dan Montarjemi, Y. (2004). Dasar-dasar Keamanan Makanan untuk Petugas Kesehatan, EGC, Jakarta.
  2. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) (2015). Informasi Kejadian Keracunan dari 138 Media Massa Online pada Bulan Oktober – Desember 2015. http://ik.pom.go.id/v2015/berita-keracunan/berita-keracunan-bulan-oktober-desember-2015 diunduh pada 7 Maret 2016
  3. Buccheri, C., Casuccio, A., Giammanco, S., Giammanco, M., La Guardia, M., dan Mammina, C. (2007). Food Safety in Hospital: Knowledge, Attitudes and Practices of Nursing Staff of Two Hospitals in Sicily, Italy. BMC Health Services Research, 7: 45.
  4. Cappuccino, J.G. dan Sherman, N. (2002). Microbiology A Laboratory Manual. Benjamin Cummings, San Francisco, CA.
  5. Delost, M.D. (2015). Introduction to Diagnostic Microbiology for The Laboratory Sciences. Jones and Baretlett Learning: Burlington.
  6. Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2000). Standar Pedoman Perawatan Jiwa. Jakarta.
  7. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, (2010). Peraturan Mentri kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/ MENKES/ PER /IV/ 2010, Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Jakarta
  8. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, (2011). Peraturan Mentri kesehatan Republik Indonesia Nomor 1096 / MENKES/ PER/ VI/ 2011, Tentang Higiene Sanitasi Jasaboga. Jakarta.
  9. EPA Region 9. (1998). Laboratory Standard Operating Procedure guidance. Colilert, Colilert-18 and Colisure Total Coliform and E.coli Water Analysis, Revised July 30.
  10. ILSI Europe. (2012). Tools for Microbiological Risk Assessment.
  11. Iqbal, W. dan Chayatin, N. (2009). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Salemba Medika.
  12. Keputusan Menteri Kesehatan No.924/Menkes/SK/VII/2003 tentang Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan
  13. Lawley, R., Curtis, L., dan Davis, J. (2008). The Food Safety Hazard. London: RSC Publishing.
  14. Medeiros, L. C., Hillers, V.N., Kendall, P., Mason, A. (2001). Food Safety Education: What Should We Be Teaching To Consumers?. Journal of Nutrition Education 33 (2): 108–13.
  15. Mirawati, M., Lestari, E., dan Djajaningrat, H. (2013). Identifikasi Salmonella Pada Jajanan Yang Dijual Di Kantin Dan Luar Kantin Sekolah Dasar. Jakarta.
  16. Miskimin, D. K., Berkowitz, K.A., Solberg, M., Riha, W.E., Franke, W.C., Buchanan, R.L., O’leary, V. (1976). Relationships between Indicator Organisms and Specific Pathogens in Potentially Hazardous Foods. Journal of Food Science 41 (5): 1001–6.
  17. Pracoyo, N.E, Wati, M, Sugiarningsih, S, Triyani, Syamsidar, Rochayani, S. (2006). Hiegiene Makanan Siap saji pada Beberapa Tempat Pengolahan Makan di DKI Jakarta. Majalah Kesehatan Masyarakat (Journal of Public Health), No. 72, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
  18. Roberts, D., Greenwood, M. (2003). Practical Food Microbiology. Blackwell.
  19. Siagian, A., (2002). Mikroba Patogen pada Makanan dan Sumber Pencemarannya. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara.
  20. Srianta, (2003). Deteksi Salmonella pada Nasi Goreng yang Disediakan oleh Restoran Kereta Api Kelas Ekonomi. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan. Program Studi Teknologi Pangan. FATETA. Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Surabaya. Hal. 254
  21. Standard Method (1998). 9223 B. Enzyme Substrate Test. 20th ed., rev.
  22. Suriawiria, U. (2008). Mikrobiologi Air dan Dasar-dasar Pengolahan Buangan Secara Biologis. Bandung: PT Alumni
  23. Susanna, D., Budi H., (2003). Pemantauan Kualitas Makanan Ketoprak dan Gado-gado di Lingkungan Kampus UI Depok, Melalui Pemeriksaan Bakteriologis. MAKARA, Seri Kesehatan, Vol. 7-1
  24. Suwandono, A.M. Destri dan Simanjuntak, C., (2005). Salmonellosis dan Surveillans demam tifoid yang disebabkan Salmonella di Jakarta Utara. Disampaikan dalam Lokakarya Jejaring Intelijen Pangan – BPOM RI, Jakarta, 25 Januari 2005.
  25. Tarwoto, Wartonah. (2004). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Edisi ketiga. Jakarta : Salemba Medika.
  26. Waluyo, L. (2009). Mikrobiologi Lingkungan. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press.
  27. Walker, E., Pritchard, C. dan Forsythe. S. (2003). Food Handlers’ Hygiene Knowledge in Small Food Businesses. 14: 339–43.