Main Article Content

Abstract

Pengelolaan bank sampah di perdesaan Kabupaten Bantul saat ini banyak yang tidak aktif  dan hanya sekitar 25% yang masih berjalan.. Penelitian ini meneliti tentang intensi mengelola bank sampah yang berkelanjutan di wilayah perdesaan  Kabupaten Bantul.. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan intensi perilaku pengelolaan bank sampah yang berkelanjutan di wilayah perdesaan Kabupaten Bantul.  Sampel penelitian adalah penabung sampah di bank sampah wilayah perdesaan  Kabupaten Bantul. Data dianalisis menggunakan análisis jalur.  Hasil penelitian menunjukkan terdapat  hubungan yang signifikan antara  peran Pemerintah dan penggiat sampah yang tergabung dalam Jejaring Pengelolaan Sampah Mandiri (JPSM) dengan partisipasi masyarakat menabung sampah di bank sampah,. Pengetahuan, partisipasi, peran pemerintah dan JPSM memiliki hubungan signifikan  dengan intensi perilaku mengelola sampah di bank sampah. Studi ini membantu memahami kekuatan hubungan relatif dari faktor determinan intensi mengelola bank sampah berkelanjutan. Kekuatan hubungan paling besar adalah antara peran pemerintah dan JPSM dengan intensi, diikuti hubungan peran dengan partisipasi, kemudian antara partisipasi dengan intensi, dan yang paling lemah adalah hubungan antara pengetahuan dengan intensi perilaku mengelola sampah di bank sampah.. 

Keywords

Pengelolaan Bank Sampah Berkelanjutan Faktor Determinan

Article Details

References

  1. Anyanwu, N.C and Adefila, J.O. (2014). Nature and Management of Solid Waste in Karu Nasarawa State Nigeria. American International Journal of Conteporary Research, 4 (11), pp. 149-159
  2. Ajzen, I. (1991). The Theory of Planned Behaviour. Organizational Behaviour and Human Decision Processes, 50 (22), 179 – 211
  3. Arif, M., Bendi, D., Toma Sabbagh, T. and Sutrisna, M. (2012). Construction waste management in India: an exploratory study. Construction Innovation, 12 (2), pp. 133-155
  4. BLH Bantul. (2016). Laporan Periodik Per Bulan Sampah Harian Kabupaten Bantul Tahun 2016. Yogyakarta.
  5. DLH Bantul. (2016). Laporan Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2016. Yogyakarta: Pemerintah Kabupaten Bantul.
  6. Elsaid, S. and Aghezzaf, E. (2015). A framework for sustainable waste management: challenges and opportunities. Management Research Review, 38 (10), pp. 1086-1097.
  7. Gusti, A., Isyandi, B., Bahri, S., dan Afandi, D. (2015). Hubungan Pengetahuan , Sikap dan Intensi Perilaku Pengelolaan Sampah Berkelanjutan Pada Siswa Sekolah Dasar di Kota Padang. Dinamika Lingkungan Indonesia, 2, 100–107.
  8. Hasfarm D. Purba, Christia Meidiana, and Dimas W. Adrianto. (2014). Waste Management Scenario through Community Based Waste Bank: A Case Study of Kepanjen District, Malang Regency, Indonesia. International Journal of Environmental Science and Development, 5 (2).
  9. Hu, L. & Bentler, P. (1999). Cutoff criteria for fit indices in covariance structure analysis: conventional criteria versus new alternatives. Structural Equation Modeling, 6, 1-55.
  10. Jesicca Mc Alister. (2015). Factors Influencing Solid-Waste Management in the Developing World. Utah State University
  11. Kumar, B. (2012). Theory of Planned Behaviour Approach to Understand the Purchasing Behaviour for Environmentally Suistainable Product. IIMA Working Papers WP2012-12-08, Indian Institute of Management Ahmedabad, Research and Publication Department.
  12. Saxena, R.K. Srivastava, A.B. Samaddar. (2010). Towards sustainable municipal solid waste management in Allahabad City. Management of Environmental Quality: An International Journal, 21 (3), pp.308-323
  13. Setyowati, R dan Mulasari, S. A. (2013). Pengetahuan dan Perilaku Ibu Rumah Tangga dalam Pengelolaan Sampah Plastik. National Public Health Journal, 7(12), pp 562-566
  14. Suwerda, B. (2012). Bank Sampah Kajian Teori dan Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
  15. UNEP. (2005). Solid Waste Management (1st ed.). Cal Recovery Incorporated