Main Article Content

Abstract

Abstrak

Ketersediaan airtanah sebagai sumber kebutuhan dasar manusia semakin mengalami degradasi. Hal ini dikarenakan peningkatan jumlah penduduk yang pesat tidak diiringi dengan pemanfaatan airtanah yang baik sehingga memicu sebaran daerah sulit airtanah. Ketersediaan airtanah dipengaruhi oleh kondisi geologi pada masing-masing daerah. Kondisi geologi terkait dengan karakteristik cekungan airtanah atau termasuk dalam non-cekungan. Karakeristik tersebut sangat mempengaruhi porositas dan permeabilitas akuifer airtanah. Sistem hidrogeologi perbukitan Prambanan memiliki karakteristik batuan kelompok non-cekungan dengan kemungkinan kemampuan menyimpan dan meloloskan air kecil. Musim hujan umumnya kedalaman air bawah permukaan perbukitan Prambanan melebihi 10 meter dengan fluktuasi berkisar 4-15 meter. Musim kemarau sebagian besar air bawah permukaan dijumpai pada lapisan akuifer dalam (> 40 meter) sehingga menyulitkan penduduk setempat untuk mendayagunakan air bawah permukaan. Berdasarkan gambaran tersebut, menarik dilakukan penelitian sebaran daerah sulit airtanah perbukitan Prambanan. Penelitian menggunakan metode survei dan pemetaan sebaran daerah sulit airtanah. Pemetaan sebaran daerah sulit airtanah meliputi parameter bentuk lahan, ketebalan tanah, satuan batuan, kedalaman muka airtanah, tingkat pelapukan batuan, dan kerapatan bidang diskontinuitas. Enam parameter tersebut dianalisis dengan pembobotan metode analitycal hierarchy process. Hasil analisis pembobotan enam parameter menghasilkan empat zona sulit air di daerah perbukitan Prambanan yaitu sangat sulit, sulit, mudah, dan sangat mudah.

 

Kata Kunci: airtanah, sebaran daerah sulit airtanah, geologi

Article Details

References

Read More