Main Article Content

Abstract

Sungai Widuri berhulu di wilayah Kabupaten Sleman, mengalir melalui wilayah tepi Kota Yogyakarta dan masuk Kabupaten Bantul. Sungai Widuri banyak di manfaatkan sebagai sarana mencuci, mandi, dan toilet. Selain itu, Sungai Widuri juga membawa air limbah yang berasal dari pertanian, peternakan, perikanan, dan kegiatan industri. Penelitian bertujuan menganalisis daya tampung beban pencemar yang dapat diterima Sungai Widuri dengan menggunakan software pemodelan air QUAL2Kw. Software pemodelan QUAL2Kw merupakan salah satu software yang direkomendasikan untuk menghitung daya tampung beban pencemar dari Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 1 tahun 2010 tentang Tata Laksana Pengendalian Pencemaran Air. Parameter Biochemical Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), dan Total Suspended Solid (TSS) digunakan sebagai parameter pencemar sungai. Berdasarkan penelitian, didapatkan nilai daya tampung parameter BOD adalah : segmen 1 sebesar 2617,919 kg/hari, segmen 2 sebesar 152,918 kg/hari, segmen 3 sebesar 0,040 kg/hari, segmen 4 sebesar 199,579 kg/hari, parameter COD adalah : segmen 1 sebesar 21815,948 kg/hari, segmen 2 sebesar 1274,314 kg/hari, segmen 3 sebesar 0,318 kg/hari, segmen 4 sebesar 1663,194 kg/hari, dan parameter TSS adalah  : segmen 1 sebesar 43631,896 kg/hari, segmen 2 sebesar 2548,627 kg/hari, segmen 3 sebesar 0,635 kg/hari, segmen 4 sebesar 3326,387 kg/hari. Secara keseluruhan nilai daya tampung pada semua parameter dan setiap segmen masih bernilai positif (+) yang menyatakan nilai daya tampung beban pencemar yang dapat diterima oleh Sungai Widuri.

Keywords

Daya Tampung Qual2Kw Parameter Sungai Widuri

Article Details

References

  1. Brontowiyono,W., Kasam., Ribut, L., dan Agustina, I. (2013). Strategi Penurunan Pencemaran Limbah Domestik Sungai Code DIY. Jurnal Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan, 5 (1): 36-47.
  2. Deksissa, T. (2004). Dynamic Integrated Modeling of Basic Water Quality and Fate and Effect of Organic contaminants in rivers. Thesis, Ghent University Belgium.
  3. Effendi, H. (2003). Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
  4. Hendrasarie, N dan Cahyarani. (2008). Kemampuan Self Purification Kali Surabaya, ditinjau dari Parameter Organik Berdasarkan Model Matematis Kualitas Air. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan, 2 (1): 1-11.
  5. Irsanda, P. G. R. (2014). Analisis Daya Tampung Beban Pencemaran Kali Pelayaran, Kabupaten Sidoarjo Dengan Metode QUAL2KW. Jurnal Teknik POMITS, 3 (1): 47-52.
  6. Marlina, N. (2015). Evaluasi Daya Tampung Terhadap Beban Pencemar Menggunakan Model Kualitas Air (Studi Kasus: Sungai Winongo). Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan, 4(2): 78-86.
  7. Mahyudin, S dan Prayoho, T.B. (2015). Analisis Kualitas Air dan Strategi Pengendalian Pencemaran Sungai Metro di Kota Kepajen Kabupaten Malang. Jurnal Pembangunan dan Alam Lestari, 6 (2): 105-114.
  8. Peraturan Gubernur DIY No. 20 tahun 2008 tentang Baku Mutu Air di Daerah Istimewa Yogyakarta.
  9. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 1 tahun 2010 tentang Tata Laksana Pengendalian Pencemaran Air.
  10. Prihartanto dan Budiman, E.B. (2007). Sistem Informasi Pemantauan Dinamika Sungai Siak .Alami, 12 (1): 52-60.
  11. Rusnugroho, A., dan Masduqi, A. (2012). Aplikasi QUAL2Kw sebagai Alat Bantu Perhitungan Daya Tampung Beban Pencemaran Kali Madiun (Segmen Kota Madiun). Scientific Conference of Environmental Technology IX-2012, Advances in Agricultural and Municipal Waste Technology to Anticipate Food and Energy Crisis.
  12. Wardhana,W.A. (2004). Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Penerbit Andi.
  13. Yuliastuti, E. (2011). Kajian Kualitas Air Sungai Ngringo Karanganyar dalam Upaya Pengendalian Pencemaran Air. Tesis, Universitas Diponegoro.
  14. Yogafanny, E. (2015). Pengaruh Aktifitas Warga di Sempadan Sungai terhadap Kualitas Air Sungai Winongo. Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan, 7 (1): 41-50.