Main Article Content

Abstract

Home industry C-MAX merupakan industri yang memproduksi cor alumunium dari proses produksi tersebut menghasilakan debu di lingkungan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa risiko kesehatan paparan debu  terhadap fungsi paru pada pekerja di home industry C-MAX. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan menggunakan design studi cross-sectional. Pengukuran kadar debu menggunakan alat Low Volume Air Sampler (LVAS) Pemeriksaan kapasitas fungsi paru menggunakan spirometer. Populasi dalam penelitian berjumlah 55 orang, dengan 28 pekerja bagian divisi casting dan 23 pekerja bagian divisi finishing. Sampel yang digunakan yaitu sebanyak 36 orang, dengan 20 orang bagian casting dan 16 orang bagian finishing. Hasil pada penelitian ini adalah pengukuran kadar debu secara rerata, masih dibawah standar Nilai Ambang Batas (NAB), dengan NAB debu total sesuai dengan regulasi Permenaker No. 05 Tahun 2018 tentang K3 Lingkungan Kerja yaitu 10 mg/m3. Hasil pemeriksaan spirometri mengenai fungsi paru pada responden sebanyak 36, bahwa 26 pekerja hasil pemeriksaan fungsi paru normal dan 10 pekerja mengalami gangguan fungsi paru, dengan 7 pekerja di unit casting dan 3 pekerja di unit finishing. Pekerja yang terpapar debu secara terus-menerus setiap harinya, selama 8 jam kerja akan memiliki potensi risiko kesehatan pada pernapasan akibat debu tersebut yang  menumpuk masuk dalam saluran inhalasi, sehingga produktivitasnya akan terganggu. Gangguan fungsi paru tidak hanya dipengaruhi oleh kadar debu di tempat kerja saja, tetapi masih terdapat fakor-faktor lain yang berpengaruh seperti kebiasaan merokok atau lainnya.

Article Details

References

  1. Aini, S.Q. (2015). Hubungan Paparan Debu dengan Kapasitas Vital Paru Pekerja Batu Bara. Jurnal Kesehatan dan Agoromedicine ,2 (4): 493-499.
  2. Ardam, K.A.Y. (2015). Hubungan Paparan Debu dan Lama Paparan dengan Gangguan Faal Paru Pekerja Overhaul Power Plant. The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, 4(2): 155-166.
  3. Darmawan, A. (2013). Penyakit Sistem Respirasi Akibat Kerja. Jambi Medical Journal, 1(1) : 68 – 83.
  4. Ekawati dan Suwando, A. (2005). Perbedaan Kapasitas Vital Paksa Paru Tenaga Kerja pada Lokasi Pengecoran/Pencetakan dan Lokasi Pengikiran/Pembuatan di Industri Kerajinan Cor Aluminium “ED” Giwangan Yogyakarta. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, 4 (2): 71-77.
  5. Lasut, D.P., Marpaung, E., dan Sengkey, L.S. (2016). Gambaran Hasil Spirometer pada Pasien dengan Gangguan Paru di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP Prof. Dr.R. D. Kandou Manado. Skripsi, Universitas Sam Ratulangi.
  6. Mukono, H. J. (2005). Toksikologi Lingkungan. Surabaya: Airlangga University Press.
  7. Oktaviani, D, A dan Prasasti, C, I. (2015). Kualitas Fisik dan Kimia Udara, Karakteristik Pekerja, serta Keluhan Pernapasan pada Pekerja Percetakan di Surabaya. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 8 (2): 195-205.
  8. Ombuh, R.V., Nurjazuli., dan Raharjo, M. (2017). Hubungan Paparan Debu Terhirup Terhadap Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Bongkar Muat Di Pelabuhan Manado Sulawesi Utara Tahun 2017. Higiene Jurnal Kesehatan Lingkungan, 3(2): 69-75
  9. Oviera, A., Jayanti, S., dan Suroto. (2016). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kapasitas Vital Paru Pada Pekerja Industri Pengolahan Kayu Di PT. X Jepara. Jurnal Kesehatan Masyarakat , 4 (1) : 267-276.
  10. Price, D., Crockett, A., Arne, M., Garbe, B., Jones, R., Alan, K., Langhammer, A., Sian, W., and Yawn, B. (2009). Spirometry in Primary Care Case-Identification, Diagnosis and Management of COPD. Primary Care Respiratory Journal, 18 (3): 216-223.
  11. Regia, R.A dan Oginawati, K. (2016). Analisis Konsentrasi Kristal Silika Terinhalasi di Lingkungan Kerja Pandai Besi Desa Mekarmaju, Bandung. Seminar Nasional Sains dan Teknologi Lingkungan II, Padang.
  12. Rokhim, S. (2017). Penilaian Risiko Terhadap Paparan Debu pada Perbaikan Ruangan Studi Analisis Pada Perbaikan Ruangan di Gedung PT. X (Persero) Surabaya. Journal of Health Science and Prevention, 1(1): 45-51.
  13. Sari, S., Nurjazuli., dan Dangiran, H. (2017). Analisis Perbedaan Fungsi Paru Pada Pekerja Berdasarkan Kadar Debu di PT. Bogowonto Primalaras Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5 (5): 871- 880.
  14. Sihombing, D.T., Lubis, H.S., dan Mahyuni, E.L. (2013). Hubungan Kadar Debu dengan Fungsi Paru pada Pekerja Proses Press-Packing di Usaha Penampungan Butut Kelurahan Tanjung Mulia Hilir Medan Tahun 2013. Skripsi, Universitas Sumatera Utara.
  15. Slamet dan Kamilla, L. (2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Gangguan Fungsi Paru pada Pekerja Pengelasan di Kota Pontianak. Jurnal Laboratorium Khatulistiwa, 1 (1) : 72 – 80.
  16. Suma’mur, P. K. (2013). Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES). Jakarta: Agung Seto.
  17. Yulaekah, S., Adi, M.S., dan Nurjazuli. (2007). Pajanan Debu Terhirup dan Gangguan Fungsi Paru pada Pekerja Industri Batu Kapur. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, 6 (1): 24-31.