Main Article Content

Abstract

Air mempunyai peran penting bagi kehidupan manusia, baik untuk memenuhi kebutuhan dasar maupun kebutuhan lain termasuk kebutuhan domestik. Kabupaten Boyolali merupakan daerah yang kerap dilanda kekeringan, beberapa kecamatan di Kabupaten Boyolali bahkan hampir selalu mengalami kekeringan ketika kemarau tiba. Mata air yang berada di Desa Dlingo Kecamatan Mojosongo oleh masyarakat setempat digunakan sebagai sumber air bersih dan sumber air untuk kegiatan domestik, meskipun demikian mata air yang terdapat di Desa Dlingo sampai saat ini masih belum dikelola dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan zona konservasi mata air yang terdapat di Desa Dlingo, Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali dengan bantuan Sistem Informasi Geografis (SIG). Aplikasi Sistem Informasi Geografis bertujuan untuk memudahkan analisis terkait mata air, sehingga diharapkan dapat membantu dalam penentuan arahan pengelolaan yang dapat diterapkan pada mata air di Desa Dlingo, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali. Metode yang digunakan dalam penelitian ini antara lain metode pengumpulan data meliputi survey dan observasi lapangan serta metode analisis deskriptif dan analisis spasial berdasarkan data hasil inventariasi di lapangan serta data sekunder yang diperoleh dari instansi terkait. Hasil penelitian menunjukan zona konservasi mata air terbagi menjadi dua yaitu zona perlindungan dan zona pemanfaatan. Zona perlindungan terbagi menjadi dua yaitu kawasan perlindungan daerah imbuhan serta kawasan perlindungan sempadan mata air, sedangkan zona pemanfaatan berada pada kawasan permukiman yang mencakup Dukuh Tugurejo, Dukuh Ringinsari, dan Dukuh Nglayut.

Keywords

Konservasi Mata Air Kebutuhan Air Domestik Sistem Informasi Geografis Sumber Daya Air

Article Details

References

  1. Effendi, H., (2003), Telaah Kualitas Air, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
  2. Hariyanto, T., Sri A. E., Akbar, K., (2017) Analisis Potensi Mata Air Menggunakan Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus: Wilayah Perbatasan Kabupaten Lumajang Dan Kabupaten Probolinggo), GEOID: Journal of Geodesy and Geomatics, 12(2), pp. 158-162.
  3. Hastono, F. D., Bambang, S., Bandi S., (2012), Identifikasi Daerah Resapan Air Dengan Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus: Sub DAS Keduang), Universitas Diponegoro, Semarang.
  4. Hendrayana, H., (2013) Hidrogeologi Mata Air, Fakultas Teknik Jurusan Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
  5. Kodoatie, J. K., (2013), Tata Ruang Air Tanah, Penerbit Andi, Yogyakarta.
  6. Kresic Neven & Stevanovic Zoran, (2010), Groundwater Hydrology of Springss. Engineering, Theory, Management, and Sustainabilitty, Elsevier Inc., USA.
  7. Mardiyana I., D., (2017), Analisis Spasial Potensi Resapan (Recharge) Air Tanah Untuk Kebutuhan Air Domestik Dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis Di Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
  8. Riastika, M., (2012), Pengelolaan Air Tanah Berbasis Konservasi Di Recharge Area Boyolali (Studi Kasus Recharge Area Cepogo, Boyolali, Jawa Tengah), Jurnal Ilmu Lingkungan, Universitas Diponegoro, Semarang.
  9. Saputra D. J. P., Ofik, T. P., Sumiharni., (2016), Studi Air Tanah Berbasis Geographics Information System (GIS) di Kota Bandar Lampung, Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain, 4(3), pp. 469-480.
  10. Soepardi, G., (1983), Sifat dan Ciri Tanah, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor.
  11. Suripin., (2002), Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air, Penerbit Andi, Yogyakarta.
  12. Todd, D. K., & Mays, L.W., (1980), Groundwater Hidrology: Second Edition. John Wiley and Sons, New York.
  13. Triatmodjo, Bambang, (2008) Hidrologi Terapan, Beta Offset, Yogyakarta.
  14. Wahyuni, Usman A., Budirman B., Irfan M., (2017), Identifikasi Daerah Resapan Air di Sub Daerah Aliran Sungai Malino Hulu Daerah Aliran Sungai Jeneberang Kabupaten Gowa, Jurnal Hutan dan Masyarakat, 9(2), pp. 93-104.