Main Article Content

Abstract

Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi. Hal ini mempengaruhi tingginya jumlah limbah domestik yang dihasilkan. IPAL Komunal dapat menjadi salah satu solusi dalam pengolahan air limbah domestik. Data dari DLH DIY 2016 tercatat 376 IPAL komunal di seluruh DIY, tetapi hanya 41 IPAL yang dipantau, sisanya tidak mengetahui nilai effluent yang dihasilkan. Tingginya biaya pengujian parameter juga menjadi alasan. Diperlukan suatu alternatif pemantauan yang mudah, murah, sederhana, portabel, dan hasil langsung dapat dibaca sehingga dapat dilakukan secara mandiri. Clearity meter merupakan suatu alat ukur sederhana yang digabungkan dengan kurva kalibrasi untuk mengetahui hubungan antar parameter dengan metode analisis regresi linier berganda. Penelitian dilakukan di IPAL komunal Palgading dan Tirto Asri dengan parameter uji TSS, TDS, COD, dan BOD dengan metode pada SNI 6989. Tabung dengan dimeter besar mempunyai hasil yang lebih baik dimana nilai R2 dan signifikansinya mendekati ketetapan meskipun belum sesuai. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut agar memperlihatkan korelasi antar parameter dan kestabilan alat.

Article Details

References

  1. Arifudin, & Setiyono. (2019). Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Gedung Perkantoran X di Jakarta. JRL. Vol. 12 No. 2, 89-98.
  2. Bhakti, A., & Herumurti, W. (2016). Evaluasi Kinerja IPAL-IPAL Program SPBM-USRI Tahun Pembangunan 2012-2014 di Surabaya. Jurnal Teknik ITS Volume 5, Nomor 2, C118-C123.
  3. Effendi, H. (2003). Telaah Kualitas Air: Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan. Yogyakarta: Kanisius.
  4. Kurnianingtyas, E., Prasetya, A., & Tawfiequrrahman, A. (2020). Kajian Kinerja Sistem Instalasi Pengolahan Air LImbah (IPAL) Komunal (Studi Kasus: IPAL Komunal Kalisong, Kelurahan Sembung, Kecamatan Tulungagung, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur). Media Ilmiah Teknik Lingkungan Volume 5, Nomor 1, 62-70.
  5. Kustiyaningsih, & Irawanto. (2020). Pengukuran Total Dissolved Solid (TDS) dalam Fitoremediasi Deterjen dengan Tumbuhan Sagittaria lancifolia. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol. 7 No. 1, 143-148.
  6. Paramita. (2012). BIodegradasi Limbah Organik Pasar dengan Menggunakan Mikroorganisme Alami Tangki Septik. Jurnal Sains dan Seni ITS Vol. 1, E23-E26.
  7. Purwatiningrum, O. (2016). Gambaran Instalasi Pengolahan Air Limbah DOmestik Komunal di Kelurahan Simokerto, Kecamatan Simokerto, Kota Surabaya. 241-251.
  8. Sofyan, e. a. (2016). Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik-Terpusat Skala Pemukiman. Jakarta: Kemetrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
  9. South, & Nazir. (2016). Karakteristik Air Limbah Rumah Tangga (Grey Water) pada Salah Satu Perumahan Menengah Keatas yang Berada di Tangerang Selatan. Ecolab Vol. 10 No. 2, 47-102.
  10. Susanthi, Purwanto, & Suprihatin. (2018). Evaluasi Pengolahan Air Limbah Domestik dengan IPAL Komunal di Kota Bogor. Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 19, No. 2, 229-238.
  11. Sutisna, A. (2018). Penentuan Angka Dissolved Oxygen (DO) pada Air Sumur Warga Sekitar Industri CV. Bumi Waras Bandar Lampung. Jurnal Analis Farmasi Vol. 3 No. 4, 246-251.
  12. Wijayaningrat, A. T. (2018). Evaluasi Kinerja IPAL Komunal di Kecamatan Banguntapan dan Bantul, Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta Ditinjau dari Parameter Fisika dan Kimia. Skripsi Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan: Universitas Islam Indonesia.
  13. Yuliara, I. M. (2016). Regresi Linier Berganda. Denpasar: Universitas Udayana.