Main Article Content
Abstract
Masalah pencemaran air yang terjadi di kota-kota besar seperti di Indonesia, khususnya di Jakarta saat ini telah menunjukkan gejala cukup serius dan harus segera mendapat penanganan. Penyebab pencemaran tidak hanya berasal dari buangan industri tetapi dapat berasal dari limbah domestik atau rumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas metode fitoremediasi dengan tanaman kayu apu (Pistia stratiotes L.) terhadap penurunan kadar BOD, COD, TSS dan ammonia dalam limbah domestik di Jakarta. Tanaman kayu apu merupakan jenis gulma air yang sangat cepat tumbuh dan mudah untuk beradaptasi terhadap lingkungan baru. Tanaman pengganggu ini dapat dimanfaatkan untuk menyerap unsur-unsur toksis pada air limbah. Tumbuhan tersebut akan menyerap unsur-unsur hara yang larut dalam air melalui akar-akarnya. Penelitian ini diawali dengan pengambilan sampel limbah domestik yang berasal dari inlet IPAL MBBR PD PAL Jaya Jakarta. Kemudian selanjutnya ialah proses aklimatisasi tumbuhan, proses RFT, serta pengujian fitoreaktor dengan sirkulasi. Langkah terakhir yaitu menganalisis data hasil pengujian. Berdasarkan hasil pengujian laboratorium, pengolahan air limbah domestik menggunakan tanaman kayu apu dengan konsentrasi limbah 40% v/v dapat menurunkan kandungan BOD dengan efektifitas mencapai 90,2%.
Article Details
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).