Main Article Content
Abstract
Sebagai salah satu warisan budaya tak benda yang diakui dunia, industri batik semakin berkembang dan didominasi oleh industri kecil dan menengah. Perkembangan industri batik di Indonesia meningkatkan persoalan lingkungan apabila limbah yang dihasilkan tidak dikelola dengan baik akibat zat pewarna sintesis yang sulit untuk diuraikan. Salah satu cara untuk mengolah limbah batik dengan proses anaerobik maupun aerobik. Penelitian ini menggunakan Sequencing Batch Reactor (SBR) dengan waktu operasi 6 jam untuk mengetahui efisiensi penyisihan konsentrasi warna dan Chemical Oxygen Demand (COD). Efek imobilisasi mikroorganisme dipelajari dengan penambahan bioball. Penelitian ini mempelajari kinerja SBR baik tanpa bioball maupun dengan penggunaan bioball. Hasil menunjukkan bahwa bioball membantu penyisihan warna hingga 29% dan lebih baik daripada tanpa menggunakan bioball. Hasil Mixed Liqour Suspended Solid (MLSS) menunjukkan adanya penurunan yang diakibatkan adanya penempelan lumpur pada celah-celah bioball. Penambahan bioball membuat kemampuan kualitas pengendapan lumpur meningkat yang mana nilai Sludge Volume Index (SVI) sangat baik yaitu 39 ml/g. Penyisihan COD menghasilkan efisiensi penyisihan yang tidak jauh berbeda yaitu 87% untuk SBR dengan bioball dan 86% tanpa bioball.
Article Details
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).