Main Article Content
Abstract
Gunungapi Merapi merupakan gunungapi paling aktif di Indonesia Potensi bahaya vulkanik Gunungapi Merapi salah satunya adalah bahaya sekunder berupa aliran lahar dingin. Salah satu sungai yang memiliki resiko kerugian besar adalah Sungai Code, karena sungai ini melintasi Kota Yogyakarta yang padat permukiman. Penelitian ini dilakukan untuk melakukan estimasi kemampuan tampungan Sungai Code terhadap volume lahar dingin serta estimasi kebutuhan waktu untuk mengembalikan kondisi Sungai Code seperti sebelum erupsi terjadi. Metode penelitian dilakukan dengan kombinasi metode survey lapangan dan metode analisis matematis menggunakan teknik GIS (Geographic Information System) 3 (tiga) dimensi dengan metode cut and fill. Hasil estimasi volume sedimen lahar dingin di Sungai Code adalah sebesar 8389444,531 m3. Sungai Code masih mampu menampung lebih banyak sedimen lahar dingin yaitu sebanyak 12404689.844 m3 artinya dari kapasitas yang dimiliki, Sungai Code baru mengambil 40,34%. Hasil survey menunjukkan dalam 1 hari 2696 m3 pasir dan batu sedimen lahar dingin yang mampu diambil. Hasil perhitungan estimasi menyimpulkan bahwa diperlukan waktu 3112 hari (± 8,5 tahun) untuk normalisasi Sungai Code seperti sebelum erupsi tahun 2010.
Keywords
Erupsi Gunungapi Merapi
Lahar dingin
Tampungan
Sungai Code
Article Details
License
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).