Main Article Content

Abstract

Studi ini mengeksplorasi tentang bagaimana resiliensi aqidah sebuah perguruan tinggi dapat menjadi akar setiap aktualisasi kebijakan perguruan tinggi terutama dibidang implementasi undang-undang tentang penyelenggaraan pendidikan inklusi untuk peserta didik berkebutuhan khusus. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggabungkan konsep kualitatif literer dengan analisis di lapangan dimana prinsip evaluasi efektifitas komponen satuan pendidikan (madrasah) dijadikan sebagai landasan teori untuk menganalisisnya. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa (1)Aqidah yang kuat seharusnya mampu menumbuhkan tata nilai yang menunjukkan kesalihan sosial di perguruan tinggi. Memulai sebuah layanan bagi para peserta didik difabel di perguruan tinggi tidak harus memiliki fasilitas yang mewah dan mahal. Justru komponen awal utama terwujudnya sebuah perguruan tinggi yang berbasis inklusi adalah ketahanan mental, ketahanan keyakinan yang akan terus memupuk komponen pendidikan di dalam perguruan tinggi tersebut untuk berlapang dada, penuh syukur dan keyakinan dalam melayani dan memberikan fasilitas terbaik bagi calon peserta didik berkebutuhan khusus berdasarkan surat Abasa. (2) Adapun Rekonstruksi Pendidikan inklusi di Perguruan Tinggi dapat dimulai dari internalisasi pemahaman civitas akademika terhadap landasan dan seluk beluk pendidikan inklusi. Pemahaman ini juga termasuk pemahaman komponen pendidikan ini terhadap keutamaan, jaminan dan janji-janji Allah yang menjalankan sunnah Rasulullah dengan tidak membeda-bedakan dalam melayani peserta didik.

Article Details

Author Biography

Siska Sulistyorini, Universitas Islam Indonesia

Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Agama Islam
How to Cite
Sulistyorini, S. (2018). Resiliensi Aqidah Komponen Pendidikan dalam Rekonstruksi Eksistensi Pendidikan Inklusi di Perguruan Tinggi. Millah: Journal of Religious Studies, 17(2), 155–176. https://doi.org/10.20885/millah.vol17.iss2.art1