Main Article Content

Abstract

Pendidikan bahasa di era masyarakat informasi (information society) telah berkembang dengan berubahnya paradigma tentang keberaksaraan (literasi). Seiring dengan pergeseran paradigma literasi menjadi literasi sebagai sebuah praktek sosial budaya, pendekatan yang umum digunakan untuk mengamati proses perkembangan literasi peserta didik dalam disiplin keilmuan pendidikan bahasa adalah pendekatan literasi yang berdasarkan teks atau genre yang disertai dengan pengajaran eksplisit mengenai struktur teks, fitur-fitur linguistik dan hubungan antar teks dan tujuan-tujuan sosial budaya (de Silva Joyce & Feez, 2016). Selain itu, information society juga membuat peserta didik dalam disiplin keilmuan pendidikan bahasa harus mampu memahami sejumlah modalitas pembentukan makna dalam komunikasi di lingkungan yang multimodal, yang meliputi pemaknaan linguistik, visual, audio, gestural dan spasial, atau lebih dikenal dengan multiliterasi (Cazden, Cope, Fairclough, Gee, & et al, 1996). Penelitian berbasis desain (design-based research/ DBR) ini menggambarkan bagaimana skill literasi dasar diajarkan dengan menggunakan pendekatan multiliterasi dalam matakuliah Reading and Writing for Occupational Purposes (RAWFOP) untuk mahasiswa/mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris angkatan 2015 kelas B Universitas Islam Indonesia. Genre literasi dasar yang diajarkan adalah paragraf argumentatif, ringkasan penelitian dan laporan penelitian. Lingkungan multimodal yang digunakan adalah: wordpress, padlet, mendeley dan akses e-journal website perpustakaan kampus http://library.uii.ac.id/. Setelah desain diimplementasikan, pada akhir proses pembelajaran 25 peserta didik mengisi kuesioner persepsi multiliterasi dan teknologi yang terdiri dari 40 butir dengan rentang skala Likert 5. Hasil evaluasi desain pembelajaran mengungkap bahwa peserta didik memiliki rata-rata distribusi nilai adalah 68 yang berarti rata-rata peserta didik berhasil melewati indikator baseline yaitu 60. Standar deviasi distribusi cukup besar yaitu 15.12 yang berarti capaian pembelajaran peserta didik untuk matakuliah RAWFOP bervariasi. 5 dari 30 orang peserta didik atau 16.66% populasi berada di bawah baseline indikator pencapaian. Sebanyak 25 dari 30 orang peserta didik atau 83.33% populasi berhasil mencapai baseline indikator pencapaian yaitu diatas 60. Hasil pengukuran 3 aspek persepsi multiliterasi dan teknologi yaitu aspek teknologi, pedagogi dan pengetahuan (knowledge) memiliki rata-rata skor 3.74 sehingga termasuk kategori baik. Berdasalkan hasil evaluasi desain pembelajaran terungkap bahwa terlepas dari beberapa tantangan, pendekatan multiliterasi dalam matakuliah RAWFOP membuat peserta didik memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai konsep multiliterasi dan kepercayaan yang baik pada aspek teknologi, pedagogi dan pengetahuan pendekatan multiliterasi.

Article Details