Main Article Content
Abstract
E-Learning sudah merupakan hal yang sering didengar seiring dengan kemajuan teknologi perangkat
keras komputer dan teknologi internet. E-learning merupakan perangkat lunak pembelajaran online yang
menggunakan jaringan komputer baik global (internet) maupun lokal (intranet). Perangkat lunak e-learning
juga dikenal sebagai Learning Management Systems (LMS), Course Management Systems (CMS) atau Virtual
Learning Environment (VLE). LMS saat ini ada yang berupa produk komersial, open source atau tailor made.
Produk tailor made sulit untuk diketahui nama maupun feature-nya, hal ini karena biasanya menjadi pemilik
pribadi dari lembaga yang membuat atau memesannya. Produk komersial memerlukan biaya untuk
mendapatkannya, dan itu biasanya tidak murah, seperti WebCT, Blackboard, Virtual U dsb. Satu kelompok
produk yang lain lagi yaitu produk open source antara lain Moodle, ILIAS, Fle, MimerDesk, KEWL dsb. LMS
ini bersifat gratis dan tidak kalah kualitasnya dengan LMS komersial. EduTools melakukan review terhadap 67
LMS, hasilnya hanya lima LMS yang menggunakan pendekatan pedagogik. Empat diantaranya adalah produk
open source, yaitu Moodle, Fle, MimerDesk, dan KEWL. Jadi kesempatan Indonesia menggunakan e-learning
tools yang baik dan gratis sangat terbuka. Untuk memilihnya perlu mempertimbangkan beberapa faktor demi
keberhasilan implementasinya, antara lain 1) development tools software dari LMS 2) pendekatan pedagogik 3)
sumber daya manusia yang tersedia 4) infrastruktur.
Kata kunci: e-learning, LMS, opensource, pedagogic approach
keras komputer dan teknologi internet. E-learning merupakan perangkat lunak pembelajaran online yang
menggunakan jaringan komputer baik global (internet) maupun lokal (intranet). Perangkat lunak e-learning
juga dikenal sebagai Learning Management Systems (LMS), Course Management Systems (CMS) atau Virtual
Learning Environment (VLE). LMS saat ini ada yang berupa produk komersial, open source atau tailor made.
Produk tailor made sulit untuk diketahui nama maupun feature-nya, hal ini karena biasanya menjadi pemilik
pribadi dari lembaga yang membuat atau memesannya. Produk komersial memerlukan biaya untuk
mendapatkannya, dan itu biasanya tidak murah, seperti WebCT, Blackboard, Virtual U dsb. Satu kelompok
produk yang lain lagi yaitu produk open source antara lain Moodle, ILIAS, Fle, MimerDesk, KEWL dsb. LMS
ini bersifat gratis dan tidak kalah kualitasnya dengan LMS komersial. EduTools melakukan review terhadap 67
LMS, hasilnya hanya lima LMS yang menggunakan pendekatan pedagogik. Empat diantaranya adalah produk
open source, yaitu Moodle, Fle, MimerDesk, dan KEWL. Jadi kesempatan Indonesia menggunakan e-learning
tools yang baik dan gratis sangat terbuka. Untuk memilihnya perlu mempertimbangkan beberapa faktor demi
keberhasilan implementasinya, antara lain 1) development tools software dari LMS 2) pendekatan pedagogik 3)
sumber daya manusia yang tersedia 4) infrastruktur.
Kata kunci: e-learning, LMS, opensource, pedagogic approach