Main Article Content
Abstract
Penerapan sistem informasi menjadi sangat penting seiring dengan semakin kompleksnya aktivitas di dalam perusahaan, serta semakin tingginya tuntutan terhadap keakuratan dan kecepatan aktivitas. Tahapan pengembangan sistem informasi meliputi perencanaan, analisis, desain, dan konstruksi. Tahap perencanaan menghasilkan beberapa area bisnis, tiap area bisnis akan diidentifikasi proses bisnis dan sistem-sistem informasi yang dibutuhkan pada area tersebut, sistem informasi yang diidentifikasi akan didesain pada tahap desain, dan selanjutnya dibangun suatu sistem informasi. Sangatlah sulit jika perusahaan harus mengembangkan seluruh sistem informasi secara bersamaan dikarenakan kebutuhan terhadap sumber yang sangat besar. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, perusahaan akan membuat prioritas dan memutuskan area mana yang akan dibangun terlebih dahulu.
Tahap perencanaan yang dilakukan di PT. X menghasilkan beberapa area bisnis, yaitu: keuangan, akuntansi, perencanaan dan pengendalian produksi, produksi, pembelian, penjualan, dan sumber daya manusia. Ada beberapa kriteria yang dipertimbangkan dalam penyusunan prioritas pengembangan area bisnis, kriteria-kriteria tersebut adalah: benefit (pencapaian faktor kunci keberhasilan, pencapaian sasaran, solusi terhadap masalah), permintaan (tekanan permintaan dari pimpinan, kebutuhan), dampak organisasional, kesuksesan (derajat kompleksitas, panjang proyek, resiko), kebutuhan sumber (kebutuhan dana, ketersediaan analis). Tidaklah mudah menangani kriteria yang majemuk, bersifat kuantitatif maupun kualitatif, dan saling bertentangan, sehingga dibutuhkan suatu tool yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan kriteria-kriteria tersebut.
Salah satu tool yang dapat digunakan adalah analytical hierarchy process (AHP). Penerapan AHP dalam membantu pengambilan keputusan pemilihan area bisnis memberikan bobot kriteria sebagai berikut: benefit [0.515] (pencapaian faktor kunci keberhasilan [0.172], pencapaian sasaran [0.172], solusi terhadap masalah [0.172]), permintaan [0.057] (tekanan permintaan dari pimpinan [0.009], kebutuhan [0.0.047]), dampak organisasional [0.084], kesuksesan [0.16] (derajat kompleksitas [0.086], panjang proyek [0.026], resiko [0.048]), kebutuhan sumber [0.186] (kebutuhan dana [0.148], ketersediaan analis [0.037]). Sementara untuk alternatif (area bisnis) mempunyai bobot prioritas sebagai berikut: perencanaan strategis [0.134], peramalan [0.129], pemrosesan order [0.132], pembelian [0.084], produksi dan persediaan [0.297], penjualan [0.121], dan sumber daya manusia [0.09]. Dari hasil di atas area bisnis produksi dan persediaan mempunyai tingkat kepentingan yang paling tinggi dibandingkan dengan area bisnis lainnya. Area tersebut dapat dipertimbangkan untuk dikembangkan sistem informasinya terlebih dahulu.
Kata kunci: Sistem pendukung keputusan, Anlaytical Hierarchy Process, Perencanaan Sistem Informasi
Tahap perencanaan yang dilakukan di PT. X menghasilkan beberapa area bisnis, yaitu: keuangan, akuntansi, perencanaan dan pengendalian produksi, produksi, pembelian, penjualan, dan sumber daya manusia. Ada beberapa kriteria yang dipertimbangkan dalam penyusunan prioritas pengembangan area bisnis, kriteria-kriteria tersebut adalah: benefit (pencapaian faktor kunci keberhasilan, pencapaian sasaran, solusi terhadap masalah), permintaan (tekanan permintaan dari pimpinan, kebutuhan), dampak organisasional, kesuksesan (derajat kompleksitas, panjang proyek, resiko), kebutuhan sumber (kebutuhan dana, ketersediaan analis). Tidaklah mudah menangani kriteria yang majemuk, bersifat kuantitatif maupun kualitatif, dan saling bertentangan, sehingga dibutuhkan suatu tool yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan kriteria-kriteria tersebut.
Salah satu tool yang dapat digunakan adalah analytical hierarchy process (AHP). Penerapan AHP dalam membantu pengambilan keputusan pemilihan area bisnis memberikan bobot kriteria sebagai berikut: benefit [0.515] (pencapaian faktor kunci keberhasilan [0.172], pencapaian sasaran [0.172], solusi terhadap masalah [0.172]), permintaan [0.057] (tekanan permintaan dari pimpinan [0.009], kebutuhan [0.0.047]), dampak organisasional [0.084], kesuksesan [0.16] (derajat kompleksitas [0.086], panjang proyek [0.026], resiko [0.048]), kebutuhan sumber [0.186] (kebutuhan dana [0.148], ketersediaan analis [0.037]). Sementara untuk alternatif (area bisnis) mempunyai bobot prioritas sebagai berikut: perencanaan strategis [0.134], peramalan [0.129], pemrosesan order [0.132], pembelian [0.084], produksi dan persediaan [0.297], penjualan [0.121], dan sumber daya manusia [0.09]. Dari hasil di atas area bisnis produksi dan persediaan mempunyai tingkat kepentingan yang paling tinggi dibandingkan dengan area bisnis lainnya. Area tersebut dapat dipertimbangkan untuk dikembangkan sistem informasinya terlebih dahulu.
Kata kunci: Sistem pendukung keputusan, Anlaytical Hierarchy Process, Perencanaan Sistem Informasi