Main Article Content
Abstract
Suatu proses pendistribusian dalam suatu perusahaan harus dikelola dengan seksama agar menghasilkan
profit yang besar. Salah satu bentuk pengaturan dalam hal pendistribusian produk dikenal dengan istilah
manajemen distribusi. PT Thamrin Brothers yang merupakan main dealer sepeda motor Yamaha di daerah
Sumbagsel dan belum menerapkan manajemen distribusi yang baik. Hal ini tampak dari banyaknya persediaan
motor Yamaha di dealer-dealer pada akhir tahun dan juga sering terjadi kekurangan persediaan pada dealerdealer
pada saat konsumen ingin membeli. Selain itu, manajemen distribusi yang diterapkan oleh PT Thamrin
Brothers selama ini menyebabkan biaya distribusi yang dikeluarkan oleh PT Thamrin Brothers setiap tahun
cukup besar. Oleh sebab itu, diperlukan suatu manajemen distribusi yang dapat meningkatkan penjualan dan
juga menekan biaya distribusi seminimal mungkin. Manajemen distribusi dilakukan dengan menggunakan
peramalan dan program dinamis dengan sistem bobot prosentase. Dengan pendekatan ini, motor-motor Yamaha
yang akan dialokasikan ke setiap dealer akan disesuaikan dengan permintaan konsumen di setiap dealer
sehingga kelebihan persediaan pada akhir tahun dapat diminimalkan. Untuk menekan biaya distribusi,
pendekatan yang dilakukan adalah dengan menerapkan join shipment model atau dikenal dengan istilah
Economical Shipment Quantity (ESQ). Dengan menerapkan ESQ dalam pendistribusian motor ke dealer cabang
PT Thamrin Brothers biaya yang dapat dihemat sebesar 16% per tahun. Dengan menerapkan metode-metode
tersebut tentunya akan memberikan dampak positif bagi PT Thamrin Brothers yaitu jumlah penjualan motor
Yamaha dapat ditingkatkan dan biaya distribusi dapat diminimalkan sehingga akan meningkatkan laba bagi
perusahaan.
profit yang besar. Salah satu bentuk pengaturan dalam hal pendistribusian produk dikenal dengan istilah
manajemen distribusi. PT Thamrin Brothers yang merupakan main dealer sepeda motor Yamaha di daerah
Sumbagsel dan belum menerapkan manajemen distribusi yang baik. Hal ini tampak dari banyaknya persediaan
motor Yamaha di dealer-dealer pada akhir tahun dan juga sering terjadi kekurangan persediaan pada dealerdealer
pada saat konsumen ingin membeli. Selain itu, manajemen distribusi yang diterapkan oleh PT Thamrin
Brothers selama ini menyebabkan biaya distribusi yang dikeluarkan oleh PT Thamrin Brothers setiap tahun
cukup besar. Oleh sebab itu, diperlukan suatu manajemen distribusi yang dapat meningkatkan penjualan dan
juga menekan biaya distribusi seminimal mungkin. Manajemen distribusi dilakukan dengan menggunakan
peramalan dan program dinamis dengan sistem bobot prosentase. Dengan pendekatan ini, motor-motor Yamaha
yang akan dialokasikan ke setiap dealer akan disesuaikan dengan permintaan konsumen di setiap dealer
sehingga kelebihan persediaan pada akhir tahun dapat diminimalkan. Untuk menekan biaya distribusi,
pendekatan yang dilakukan adalah dengan menerapkan join shipment model atau dikenal dengan istilah
Economical Shipment Quantity (ESQ). Dengan menerapkan ESQ dalam pendistribusian motor ke dealer cabang
PT Thamrin Brothers biaya yang dapat dihemat sebesar 16% per tahun. Dengan menerapkan metode-metode
tersebut tentunya akan memberikan dampak positif bagi PT Thamrin Brothers yaitu jumlah penjualan motor
Yamaha dapat ditingkatkan dan biaya distribusi dapat diminimalkan sehingga akan meningkatkan laba bagi
perusahaan.