Main Article Content
Abstract
Pengelolaan karir karyawan yang jelas dan transparan merupakan salah satu faktor penting yang
meningkatkan keharmonisan suasana kerja dan mempererat tingkat kepercayaan diantara karyawan dan
manajemen. Pada prakteknya, pengelolaan karir karyawan sulit dipisahkan dari faktor-faktor subyektif pihak
manajemen yang berwenang dalam pembuatan keputusan. Untuk mendukung transparansi keputusan, biasanya
diperlukan satu sistem yang dapat mengelola berbagai informasi yang terkait dengan prestasi dan kinerja
karyawan dan informasi ini dapat digunakan sebagai bahan masukan yang obyektif bagi penentuan
pengembangan karir karyawan tersebut.
Kehadiran sistem pendukung keputusan di bidang pengelolaan jenjang karir karyawan dapat mempermudah
dan mempercepat proses penilaian terhadap karyawan tersebut dan diharapkan dapat mengurangi subyektivitas
dalam pengambilan keputusan yang terkait dengan pengembangan karir karyawan.
Salah satu pendekatan dalam mengevaluasi kinerja karyawan yaitu menggunakan gap analysis. Gap analisys
atau analis kesenjangan juga merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam tahap perencanaan
maupun tahap evaluasi kerja. Metode ini merupakan salah satu metode yang paling umum digunakan dalam
pengelolaan manajemen internal suatu lembaga.
Secara harfiah "gap" mengidentifikasikan adanya suatu perbedaan (disparity) antara satu hal dengan hal
lainnya. Gap analisys sering digunakan di bidang manajemen dan menjadi salah satu alat yang digunakan
untuk mengukur kualitas pelayanan (quality of service). Model yang dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithalm
dan Berry (1995) ini memiliki lima gap (kesenjangan), yaitu : Gap Persepsi Manajemen, Gap Spesifikasi
Kualitas, Gap Penyampaian Pelayanan, Gap Komunikasi Pemasaran dan Gap dalam Pelayanan yang
dirasakan. Gap analisys bermanfaat untuk menilai seberapa besar kesenjangan antara kinerja aktual dengan
suatu standar kerja yang diharapkan, mengetahui peningkatan kinera yang diperlukan untuk menutup
kesenjangan tersebut, dan menjadi salah satu dasar pengambilan keputusan terkait prioritas dan biaya yang
dibutuhkan untuk memenuhi standar pelayanan yang telah ditetapkan.
Pendekatan Gap analysis kemudian diterapkan untuk membangun sebuah sistem pendukung keputusan
sederhana yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja karyawan tahunan, dengan mengambil studi kasus di
PT. XYZ. Sistem dibangun berbasis web untuk memudahkan penggunaan dan interaksidengan pengguna dan
sistem ini menggunakan gap analysis untuk menilai kinerja karyawan. Ujicoba sistem menunjukan bahwa sistem
ini mampu memberikan bantuan yang berarti bagi pihak manajemen khususnya bagian personalia untuk
menilai dan memberikan umpan balik kinerja bagi para karyawannya.
meningkatkan keharmonisan suasana kerja dan mempererat tingkat kepercayaan diantara karyawan dan
manajemen. Pada prakteknya, pengelolaan karir karyawan sulit dipisahkan dari faktor-faktor subyektif pihak
manajemen yang berwenang dalam pembuatan keputusan. Untuk mendukung transparansi keputusan, biasanya
diperlukan satu sistem yang dapat mengelola berbagai informasi yang terkait dengan prestasi dan kinerja
karyawan dan informasi ini dapat digunakan sebagai bahan masukan yang obyektif bagi penentuan
pengembangan karir karyawan tersebut.
Kehadiran sistem pendukung keputusan di bidang pengelolaan jenjang karir karyawan dapat mempermudah
dan mempercepat proses penilaian terhadap karyawan tersebut dan diharapkan dapat mengurangi subyektivitas
dalam pengambilan keputusan yang terkait dengan pengembangan karir karyawan.
Salah satu pendekatan dalam mengevaluasi kinerja karyawan yaitu menggunakan gap analysis. Gap analisys
atau analis kesenjangan juga merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam tahap perencanaan
maupun tahap evaluasi kerja. Metode ini merupakan salah satu metode yang paling umum digunakan dalam
pengelolaan manajemen internal suatu lembaga.
Secara harfiah "gap" mengidentifikasikan adanya suatu perbedaan (disparity) antara satu hal dengan hal
lainnya. Gap analisys sering digunakan di bidang manajemen dan menjadi salah satu alat yang digunakan
untuk mengukur kualitas pelayanan (quality of service). Model yang dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithalm
dan Berry (1995) ini memiliki lima gap (kesenjangan), yaitu : Gap Persepsi Manajemen, Gap Spesifikasi
Kualitas, Gap Penyampaian Pelayanan, Gap Komunikasi Pemasaran dan Gap dalam Pelayanan yang
dirasakan. Gap analisys bermanfaat untuk menilai seberapa besar kesenjangan antara kinerja aktual dengan
suatu standar kerja yang diharapkan, mengetahui peningkatan kinera yang diperlukan untuk menutup
kesenjangan tersebut, dan menjadi salah satu dasar pengambilan keputusan terkait prioritas dan biaya yang
dibutuhkan untuk memenuhi standar pelayanan yang telah ditetapkan.
Pendekatan Gap analysis kemudian diterapkan untuk membangun sebuah sistem pendukung keputusan
sederhana yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja karyawan tahunan, dengan mengambil studi kasus di
PT. XYZ. Sistem dibangun berbasis web untuk memudahkan penggunaan dan interaksidengan pengguna dan
sistem ini menggunakan gap analysis untuk menilai kinerja karyawan. Ujicoba sistem menunjukan bahwa sistem
ini mampu memberikan bantuan yang berarti bagi pihak manajemen khususnya bagian personalia untuk
menilai dan memberikan umpan balik kinerja bagi para karyawannya.