Main Article Content
Abstract
Implementasi e-Learning membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Banyak implementasi e-Learning mengalami kegagalan meskipun sudah didukung dengan dana besar dan persiapan matang. Oleh karena itu perlu dianalisis terlebih dahulu tingkat kesiapan organisasi dalam mengimplementasikan e-learning (e-Learning Readiness). Pengukuran e-Learning Readiness didasarkan pada model e-Learning Readiness dan dinyatakan dengan suatu indeks. Model e-Learning Readiness dibentuk oleh komponen e-Learning yang digunakan. Dalam penelitian ini digunakan framework penelitian dengan enam komponen utama yaitu Human Resource, Kultur Organisasi, Teknologi, Kebijakan, Keadaan Keuangan Organisasi dan Infrastruktur. Indeks readiness menggunakan indeks versi Aydin & Tascii dengan skala 1-5. Dengan diketahuinya indeks e-learning readiness suatu organisasi diharapkan dapat menjadi baseline untuk melakukan persiapan dan improvement. Selanjutnya untuk menguji validitas framework, studi kasus telah dilakukan untuk mengukur e-learning readiness pada perguruan tinggi ABC di Jakarta. Penelitian dilakukan terhadap karyawan yang terdiri dari manajemen dan dosen. Pengumpulan data menggunakan kuisioner dan wawancara terstruktur, sedangkan pengolahan data menggunakan teknik statistik deskriptif yang dipetakan terhadap indeks e-Learning Readiness versi Aydin & Tascii. Hasil penelitian menunjukkan perguruan tinggi ABC mempunyai indeks e-Learning Readiness sebesar 3.07 dari 3.40 yang diharapkan sebagai standar dari sebuah organisasi, yang berarti bahwa perguruan tinggi tersebut belum siap dalam melakukan implementasi e-Learning dan membutuhkan beberapa improvement. Beberapa rekomendasi diusulkan untuk perguruan tinggi ABC terkait dengan penelitian ini, yaitu pembuatan manajemen SOP, manajemen proyek, dan pembuatan IT Plan yang akan memberi arahan terhadap investasi TI, penyediaan infrastruktur dan optimalisasi struktur organisasi.