Main Article Content
Abstract
Perusahaan yang sukses mengimplementasikan
IT dalam setiap proses bisnisnya harus senantiasa
mengembangkan strategi untuk tetap mendapatkan IT value.
Penggunaan IT sebagai solusi bisnis di perusahaan lebih
dikenal dengan istilah IT Governance. Salah satu pendekatan
dalam pengimplementasian IT Governance adalah pendekatan
tersentral. Perubahan strategi implementasi dapat
mempengaruhi kinerja perusahaan. Masalah akan semakin
kompleks pada perusahaan yang memiliki beberapa kantor
cabang di daerah lain. Perusahaan yang menjadi objek peniltian
menunjukkan tingkat ketidakpuasan pengguna (karyawan) yang
tinggi, mencapai -9.20 pada salah satu dimensi kualitas.
Pengukuran dilakukan dengan metode SERVQUAL yang
membagi pelayanan menjadi lima dimensi yaitu: (1) reliability,
(2) responsiveness, (3) assurance, (4) tangibles, (5) empathy.
Penggunaan strategi tersentral di satu sisi dapat memberikan
keuntungan bagi perusahaan, namun begitu jika tidak
dipersiapkan dengan matang dapat menimbulkan kerugian pula.
Ketidakpuasan karyawan dapat menurunkan semangat kerja
dan produktifitas.
IT dalam setiap proses bisnisnya harus senantiasa
mengembangkan strategi untuk tetap mendapatkan IT value.
Penggunaan IT sebagai solusi bisnis di perusahaan lebih
dikenal dengan istilah IT Governance. Salah satu pendekatan
dalam pengimplementasian IT Governance adalah pendekatan
tersentral. Perubahan strategi implementasi dapat
mempengaruhi kinerja perusahaan. Masalah akan semakin
kompleks pada perusahaan yang memiliki beberapa kantor
cabang di daerah lain. Perusahaan yang menjadi objek peniltian
menunjukkan tingkat ketidakpuasan pengguna (karyawan) yang
tinggi, mencapai -9.20 pada salah satu dimensi kualitas.
Pengukuran dilakukan dengan metode SERVQUAL yang
membagi pelayanan menjadi lima dimensi yaitu: (1) reliability,
(2) responsiveness, (3) assurance, (4) tangibles, (5) empathy.
Penggunaan strategi tersentral di satu sisi dapat memberikan
keuntungan bagi perusahaan, namun begitu jika tidak
dipersiapkan dengan matang dapat menimbulkan kerugian pula.
Ketidakpuasan karyawan dapat menurunkan semangat kerja
dan produktifitas.