Main Article Content
Abstract
Aktivitas mendaki gunung merupakan salah satu jenis aktivitas olahraga yang sudah banyak diminati dari berbagai kalangan umum untuk melatih fisik dan mental.. Adapun kendala umum yang dihadapi oleh pendaki pada saat melakukan proses pendakian adalah stamina yang dapat menurun drastis pada saat mendekati puncak. Kondisi ini akan terjadi ketika tekanan udara semakin menipis serta dapat berlanjut pada keadaan pendaki yang mulai kehilangan keseimbangan untuk mengontrol tubuh.Untuk mengantisipasi terjadinya penurunan kondisi kesehatan secara drastis maka dibutuhkan instrumentasi pengukuran untuk mengetahui kondisi kesehatan pendaki gunung. Prototype menggunakan beberapa komponen elektronika yang terdiri dari pulse sensor, MLX90615, Galvanic Skin Respone (GSR), dan BMP180. Algoritma yang digunakan dalam pengambilan keputusan menggunakan metodeFuzzy Logicyang berdasarkan tiga parameter, yaitu detak jantung (bpm), suhu tubuh (oC), dan kadar keringat (s). Pengujian sistem untuk mengukur daya tahan tubuh dilakukan dengan menggunakan dua jenis metode, yaitu metode fartlek dan cross country. Pengambilan data berdasarkan metode fartlek dilakukan pada aktivitas futsal dengan mendapatkan 11 data dimana 1 data yang tidak sesuai. Sedangkan, pengujian berdasarkan metode cross country yang dilakukan dibukit Domba, Pantai Payangan, Kabupaten Jember dengan mendapatkan 84 data dimana 14 data yang tidak sesuai. Berdasarkan keseluruhan data pengujian terdapat 15 data yang tidak sesuai dan 80 data yang sesuai maka diperoleh nilai kesesuaian sebesar 87,54%.