Main Article Content
Abstract
The purpose of this study was to evaluate the effectivity of Adolescent Health Counseling Training in improving peer counselor self-efficacy on high school students. There were three participants enrolled this
study.Peer counselor self-efficacy was measured by using self-efficacy scale. Data were analyzed using nonparametric Wilcoxon test
to see differences in peer counselor self-efficacy before and after intervention. The result show no significant effect of Adolescent Health Counseling Training in Improving peer Counselor (p=0,150). Qualitative analyzed showed that self-efficacy of peer counselor improves peer counselor self-efficacy after intervention.
Keywords: Peer Counselor, Adolescent Health Counseling Training, Self-Efficacy
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
References
- Astiti, N.M. (2011). Hubungan faktor pelatihan kesehatan reproduksi dengan implementasi pasca pelatihan pada konselor sebaya kesehatan reproduksi remajadi Provinsi Bali. Tesis (tidak dipublikasikan). Denpasar: Program Magister Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana.
- Bandura, A. (1997). Self-efficacy: The exercise of control. New York: W.H. Freeman and Company.
- Feist, J. & Feist, G.J. (2008). Theories of personality. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
- Geldard, K. (2014). Konseling remaja intervensi praktis bagi remaja beresiko. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
- Kementrian Kesehatan RI. (2013). Pedoman Standar Nasional Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
- Kementrian Kesehatan RI. (2013). Pedoman teknik konseling kesehatan remaja bagi konselor sebaya. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
- Santrock, J.W. (2002). Life-span development. Jakarta: Erlangga.
- Seniati, L., Yulianto, A., & Setiadi, B.N. (2015). Psikologi eksperimen. Jakarta: Indeks.
- Suwarjo. (2008). Konseling teman sebaya (peer counseling) untuk mengembangkan resiliensi remaja (makalah disampaikan dalam Seminar Pengembangan Ilmu Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta tanggal 29 Februari 2008.
- Tiego, M.P & Kamore, S.K. (2015). Four Pillars of effectiveness of peer counselling programs in Meru South District High Schools, Kenya. Intervational Journal of Humanities and Sosial Science, 5(2), 254-262.
- Wulandari, S. (2013). Hubungan antara hubungan antara efikasi diri dan stres akademik pada siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) yang mengikuti program akselerasi. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.
References
Astiti, N.M. (2011). Hubungan faktor pelatihan kesehatan reproduksi dengan implementasi pasca pelatihan pada konselor sebaya kesehatan reproduksi remajadi Provinsi Bali. Tesis (tidak dipublikasikan). Denpasar: Program Magister Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana.
Bandura, A. (1997). Self-efficacy: The exercise of control. New York: W.H. Freeman and Company.
Feist, J. & Feist, G.J. (2008). Theories of personality. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Geldard, K. (2014). Konseling remaja intervensi praktis bagi remaja beresiko. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kementrian Kesehatan RI. (2013). Pedoman Standar Nasional Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Kementrian Kesehatan RI. (2013). Pedoman teknik konseling kesehatan remaja bagi konselor sebaya. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Santrock, J.W. (2002). Life-span development. Jakarta: Erlangga.
Seniati, L., Yulianto, A., & Setiadi, B.N. (2015). Psikologi eksperimen. Jakarta: Indeks.
Suwarjo. (2008). Konseling teman sebaya (peer counseling) untuk mengembangkan resiliensi remaja (makalah disampaikan dalam Seminar Pengembangan Ilmu Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta tanggal 29 Februari 2008.
Tiego, M.P & Kamore, S.K. (2015). Four Pillars of effectiveness of peer counselling programs in Meru South District High Schools, Kenya. Intervational Journal of Humanities and Sosial Science, 5(2), 254-262.
Wulandari, S. (2013). Hubungan antara hubungan antara efikasi diri dan stres akademik pada siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) yang mengikuti program akselerasi. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.