Main Article Content
Abstract
Penelitian ini tentang pemanfaatan tenaga surya untuk pemanas udara lewat penggunaan sebuah kolektor energi surya berbentuk pelat datar (Type T-39) yang dikombinasikan dengan pipa-pipa saluran pertukaran panas pada sebuah ruang pertukaran panas. Hal ini bertujuan untuk memperoleh hubungan antara efisiensi kolektor () sebagai fungsi temperatur air rata-rata (Tavg) dan kecepatan aliran air (V).
Kolektor energi surya ini dirancang menjadi sebuah tipe kolektor yang tidak dapat digerakkan namun dapat berfungsi dengan baik sebagai pemanas air. Proses pemanasan alat ini menggunakan dua media yaitu pemanas udara dan air. Alat ini bekerja lewat variasi kecepatan air yang mengalir di dalam kolektor dan dengan memperhitungkan kecepatan udara yang melalui pipa-pipa saluran pertukaran panas yang berhubungan dengan kolektor tersebut, maka kondisi optimum proses pemanasan udara dapat diindikasi pada jarak-jarak tertentu antara tabung-tabung bilik pertukaran panas.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa waktu efektif pemanasan berlangsung mulai dua jam sebelum tengah hari hingga dua jam sesudahnya. Untuk pemanasan udara, sebuah persamaan umum efisiensi kolektor diperoleh melalui hubungan antara temperatur air rata-rata yang mengalir di dalam kolektor (Tavg) dan kecepatan air (V), yaitu = 115,3336403 (Tavg)-0,097124 (V)-0,102206
Persamaan diatas mempunyai kesalahan standar sebesar 0,2375%, dan berlaku pada kisaran temperatur (Tavg) sebesar 15,86 oC hingga 31,48 oC, dan pada kecepatan aliran sebesar 0,47 liter per 60 detik hingga 0,600 liter per 60 detik. Berdasarkan kondisi-kondisi operasi terapan tersebut, jumlah total transfer panas bertambah sejalan dengan berkurangnya kecepatan air di dalam kolektor yang dihubungkan dengan pipa-pipa saluran pertukaran panas.
Kata kunci: tenaga surya, kolektor, pelat datar, udara, saluran pertukaran panas
Kolektor energi surya ini dirancang menjadi sebuah tipe kolektor yang tidak dapat digerakkan namun dapat berfungsi dengan baik sebagai pemanas air. Proses pemanasan alat ini menggunakan dua media yaitu pemanas udara dan air. Alat ini bekerja lewat variasi kecepatan air yang mengalir di dalam kolektor dan dengan memperhitungkan kecepatan udara yang melalui pipa-pipa saluran pertukaran panas yang berhubungan dengan kolektor tersebut, maka kondisi optimum proses pemanasan udara dapat diindikasi pada jarak-jarak tertentu antara tabung-tabung bilik pertukaran panas.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa waktu efektif pemanasan berlangsung mulai dua jam sebelum tengah hari hingga dua jam sesudahnya. Untuk pemanasan udara, sebuah persamaan umum efisiensi kolektor diperoleh melalui hubungan antara temperatur air rata-rata yang mengalir di dalam kolektor (Tavg) dan kecepatan air (V), yaitu = 115,3336403 (Tavg)-0,097124 (V)-0,102206
Persamaan diatas mempunyai kesalahan standar sebesar 0,2375%, dan berlaku pada kisaran temperatur (Tavg) sebesar 15,86 oC hingga 31,48 oC, dan pada kecepatan aliran sebesar 0,47 liter per 60 detik hingga 0,600 liter per 60 detik. Berdasarkan kondisi-kondisi operasi terapan tersebut, jumlah total transfer panas bertambah sejalan dengan berkurangnya kecepatan air di dalam kolektor yang dihubungkan dengan pipa-pipa saluran pertukaran panas.
Kata kunci: tenaga surya, kolektor, pelat datar, udara, saluran pertukaran panas
Article Details
License
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).