Main Article Content
Abstract
Ilmu patologi klinik mempelajari tentang perubahan abnormal dari cairan tubuh, termasuk darah, urin, cairan otak, cairan getah bening, enzim serta hormon tubuh sebagai akibat dari kondisi tubuh yang abnormal. Sebuah laboratorium klinik yang besar bisa melakukan hingga 700 macam tes patologi. Prosesnya terlihat cukup sederhana: pasien datang ke laboratorium untuk dites, dan setelah spesimen dianalisa, informasi tersebut disampaikan dalam bentuk laporan individual, tertulis dan rahasia kepada pasien, tetapi sesungguhnya laboratorium klinik memiliki sebuah Sistem Informasi Laboratorium (SIL) yang bisa memproses mulai dari pendaftaran pasien hingga pelaporan. Data dan informasi di SIL yang kompleks dimanfaatkan oleh banyak pihak, mulai dari direktur lab, pasian, asesor akreditasi lab, institusi kesehatan lain, hingga peneliti. Secara konten, data patologi bisa berupa teks dan format citra (image) dan sifat konten bisa terbuka(seperti data USTUR dan SEER) atau semi-terbuka untuk konsumsi publik. Untuk kepentingan riset, para peneliti bisa memanfaatkan data yang terbuka untuk publik dan mengekstraknya dengan software jadi atau software kompilasi sendiri. Para peneliti juga berusaha untuk menangani citra patologi yang berukuran besar, sehingga muncul inovasi seperti model mikroskop virtual, Cell Centered Database (CCDB) dan Pathology Analytics Imaging Standards (PAIS). Secara teknologi, survai dari College of American Pathologists menunjukkan bahwa basisdata Oracle dan Microsoft SQL Server banyak digunakan oleh 15 SIL terbesar di USA. Kolaborasi antar peneliti juga memunculkan inovasi baru, seperti identifikasi genom dengan sistem Ion Torrent NGS dan instrumen POCT genetis. Keragaman inovasi teknologi di luar negeri tersebut bisa menjadi alternatif untuk riset-riset patologi klinik di dalam negeri.