Main Article Content

Abstract

Penggunaan kloramfenikol (CAP) pada hewan produksi untuk tujuan non-terapetik berpotensi menimbulkan akumulasi residu CAP pada jaringan dan organ hewan tersebut. Manusia yang mengkonsumsi produk ternak yang mengandung residu CAP dapat berdampak buruk bagi kesehatannya, karena berpotensi menimbulkan reaksi hipersensitivitas, deperesi sumsum tulang belakang (anemia aplastik), bahkan resistensi CAP pada manusia. Komoditi perikananan yang sering menggunakan antibiotik untuk meningkatkan produksinya adalah ikan gurami (Osphronemus gouramy, Lac). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kadar residu antibiotik CAP dalam daging ikan gurami dengan metode HPLC (High Performance Liquid Chromatography), kemudian kadar yang diperoleh dibandingkan dengan BMR (Batas Maksimum Residu) antibiotik pada bahan makanan asal hewan (SNI 01-6366-2000). Kurva kalibarsi menunjukkan linieritas yang baik pada range 5 – 40 ng/ml (r = 0,9995). Hasil penelitian menunjukkan ikan gurami yang dijual diketiga pasar tradisional yaitu sebesar 0,276; 0,281; 1,168 ng/g. Kadar residu CAP yang diperoleh tidak melebihi BMR berdasarkan batasan pada Standar Nasional Indonesia (0,01 mg/kg), namun kadar CAP dari salah satu pasar tidak memenuhi persyaratan oleh European Union (0,3 μg/kg).

 

Keywords

HPLC ikan gurami (Osphronemus gouramy Lac.) residu kloramfenikol (CAP)

Article Details