Main Article Content
Abstract
Indications of neglect toward Pancasila values by some Community Organizations (Ormas) in Indonesia are evidenced by various deviations found in the field. This is reinforced by the discovery of 3,326 cases of thuggery under the guise of community organizations reported by the police since May 1, 2025. This study aims to examine the consistency of community organizations in upholding Pancasila values and to analyze the legal and ethical consequences of such neglect, by integrating the ideological approach of Pancasila (based on Law No. 16 of 2017) and the principle of hifz al-ummah in maqasid shariah. The method employed is qualitative with a library research approach, relying on primary data from the Qur’an as part of the religious perspective and secondary data from scholarly journals and credible news sources, analyzed using a descriptive-analytic technique. The findings reveal that several community organizations exhibit deviant actions through practices of violence, thuggery, and illegal levies, which indicate a neglect of Pancasila values and the principle of hifz al-ummah (protection of humanity). These findings affirm the need for self-criticism among community organizations so that they may actively engage as actors in upholding Pancasila and religious values as moral-ethical safeguards against potential deviations, in line with the regulations governing community organizations. This research also provides a conceptual contribution by bridging national values and Islamic principles in analyzing field findings.
[Indikasi pengabaian terhadap nilai-nilai Pancasila oleh sebagian Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) di Indonesia disebabkan oleh berbagai temuan penyimpangan di lapangan. Hal tersebut diperkuat dengan temuan 3.326 kasus premanisme dengan mengatasnamakan ormas yang dilaporkan oleh pihak Polri sejak 1 Mei 2025. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji konsistensi ormas terhadap nilai-nilai Pancasila serta menganalisis konsekuensi hukum dan etis atas pengabaian tersebut, dengan mengintegrasikan pendekatan ideologis Pancasila (berdasarkan UU No. 16 Tahun 2017) dan prinsip hifz al-ummah dalam maqasid syari’ah. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan library research, mengandalkan data primer Al-Qur’an sebagai bagian dari pendekatan agama dan data sekunder dari jurnal ilmiah serta kumpulan sumber berita yang kredibel, serta dianalisis menggunakan teknik deskriptif-analitik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejumlah ormas menunjukan aksi yang menyimpang melalui praktik kekerasan, premanisme, dan pungutan liar, yang terindikasi mengabaikan nilai-nilai Pancasila dan prinsip hifz al-ummah (perlindungan umat manusia). Temuan ini menegaskan perlunya autokritik bagi ormas agar terlibat menjadi aktor yang berperan langsung dalam menjaga nilai Pancasila dan nilai agama sebagai perisai atau penjaga moral etik ormas dari potensi penyimpangan nilai ormas sesuai dengan UU ormas yang mengaturnya. Penelitian ini sekaligus memberikan kontribusi konseptual antara nilai-nilai kebangsaan dan prinsip-prinsip keislaman dalam menganalisis temuan di lapangan.]