Main Article Content

Abstract

Latar Belakang: Penggunaan gawai semakin meningkat selama pandemi. Penggunaan gawai dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan efek samping berupa Computer Vision Syndrom (CVS). Penerapan pembelajaran daring di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia dapat meningkatkan risiko kejadian CVS pada mahasiswa.


Tujuan: Mengetahui  faktor yang berhubungan dengan kejadian CVS pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia


Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan penelitian cross-sectional.  Subjek penelitian adalah mahasiswa FK UII angkatan 2017 – 2021 yang aktif di tahun 2021 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data diambil melalui kuesioner yang dibagikan melalui google form. Data yang dikumpulkan berupa data diri, data penyakit tertentu, keluhan terkait CVS, faktor resiko internal dan faktor resiko eksternal. Data kemudian dianalisis dengan uji Chi square untuk mengetahui hubungan faktor risiko dengan CVS.


Hasil: Peneliti menemukan dari 191 responden terdapat 34,6% subjek mengalami CVS. Sebagian besar subjek yang didiagnosis CVS memiliki faktor resiko jarak tidak optimal ke layar (62,12%), sudut pandang ke layar tidak ideal (87,9%), tidak menggunakan anti silau (81,8%), dan sebanyak 68,2% subjek menatap layar tanpa jeda setelah 1 jam menggunakan gawai. Analisis Chi Square menunjukkan faktor-faktor resiko di atas berhubungan signifikan dengan kejadian CVS (p<0,05).


Simpulan: Jenis kelamin, jarak pandang ideal, sudut pandang ideal, lamanya istirahat selama penggunaan komputer/gawai, dan penggunaan anti silau memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian CVS pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia.


KATA KUNCI: CVS; faktor resiko; penggunaan gawai; mahasiswa kedokteran

Article Details

Author Biographies

Nia Ariasti, Departemen Mata, Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari, Yogyakarta, Indonesia

 

 

Anisa Rachmawati, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, Indonesia

 

 

Ninda Devita, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, Indonesia