Main Article Content
Abstract
Latar Belakang: Sindrom Metabolik (SM) dan kurang aktivitas fisik memiliki prevalensi cukup tinggi di Indonesia, termasuk di wilayah perkantoran Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). SM merupakan sekelompok gangguan metabolisme, sedangkan kurang aktivitas fisik merupakan kondisi seseorang kurang melakukan aktivitas fisik. Kondisi kurangnya aktivitas fisik dapat berisiko untuk terjadinya sindrom metabolik. Tujuan: Mengetahui hubungan Aktivitas Fisik Terhadap Risiko Terjadinya Sindroma Metabolik pada Pegawai Kantor PT. PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Daerah Istimewa Yogyakarta. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif observasional dengan desain cross sectional. Sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan perhitungan uji hipotesis dua proporsi didapatkan sebanyak 49 sampel untuk desain penelitian cross sectional. Pengambilan data didapatkan dari Medical Check up dan pengisian kuisioner Bouchard di Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) PLN Yogyakarta. Hasil: Hasil uji chi-square untuk variabel aktivitas fisik menunjukkan nilai p-value sebesar 0,915, yang berarti bahwa p>0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan pada variabel aktivitas fisik. Namun didapatkan pada variabel jenis kelamin nilai p-value sebesar 0,000 yang artinya p<0,05 sehingga hasil signifikan. Sebaliknya, pada variabel umur, nilai p-value sebesar 0,136, yang berarti p>0,05, mengindikasikan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan pada variabel umur.
Simpulan: Tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat aktivitas fisik dengan risiko terjadinya sindrom metabolik pada Pegawai Kantor PT. PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Daerah Istimewa Yogyakarta.
Article Details
Copyright (c) 2024 Berkala Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat (Scientific Periodical Journal Of Medicine And Public Health)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.