Main Article Content

Abstract

Countries with a Muslim majority, like Indonesia, for example, should understand how to treat minority groups, especially those of different religions, so as not to fall into intolerance. The steps can be started from understanding the Islamic paradigm in viewing the concept of minorities. This article reviews Islam's perspective on minorities, and how the majority should treat minorities. The Islamic perspective is different from the Western perspective towards minorities. In Islam, minorities have the same position as the majority. The majority do not have any privileges, so they must treat minorities well and not discriminate. The basic principle of ummah wahidah can be used as a basis for relations between the majority and minorities.
Keywords: Minority, Non-Muslim, Majority, Islamic Jurisprudence, Democracy


Abstrak
Negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, seperti Indonesia misalnya, hendaknya memahami cara memperlakukan kelompok minoritas, terutama yang berbeda agama, agar tidak terjerumus ke dalam intoleransi. Langkahnya bisa dimulai dari memahami paradigma Islam dalam memandang konsep minoritas. Artikel ini mengulas perspektif Islam terhadap minoritas, dan bagaimana seharusnya kelompok mayoritas memperlakukan minoritas. Perspektif Islam berbeda dengan perspektif Barat terhadap kelompok minoritas. Dalam Islam, minoritas mempunyai kedudukan yang sama dengan mayoritas. Kelompok mayoritas tidak mempunyai keistimewaan sehingga harus memperlakukan kelompok minoritas dengan baik dan tidak melakukan diskriminasi. Prinsip dasar ummah wahidah dapat dijadikan landasan hubungan antara mayoritas dan minoritas.
Kata Kunci: Minoritas, Non-Muslim, Mayoritas, Fikih Islam, Demokrasi

Keywords

Minority Non-Muslim Majority Islamic Jurisprudence Democracy

Article Details

How to Cite
Ahmad Sadzali. (2024). The Paradigm Of Islamic Jurisprudence On Minority In A Democratic State Concept. Journal of Constitutional and Governance Studies, 1(1), 80–95. https://doi.org/10.20885/JCGS.vol1.iss1.art5

References

  1. Ahmad Sadzali. “Konstitusionalitas Shahifah Madinah.” Jurnal Millah: Jurnal Studi Agama 18, no. 2 (2019). https://journal.uii.ac.id/Millah/article/view/14161.

  2. Ahmad Sukardja. Piagam Madinah Dan Undang-Undang Dasar 1945: Kajian Perbandingan Tentang Dasar Hidup Bersama Dalam Masyarakat Yang Majemuk. Jakarta: UI Press, 1995.

  3. Ali Muhammad Rahumah. Syawahid Al-Nazar Fi al-Islam Wa Mafahim al-‘Ashr. Libya: Jami’ah al-Da’wah al-Islamiyah al-‘Alamiyah, 2000.

  4. Dahlan Thaib, dkk. Teori Dan Hukum Konstitusi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004.

  5. Muhammad Imarah. Al-Islam Wa al-Aqalliyat: Al-Madhi, Wa al-Hadhir, Wa al-Mustaqbal. Pertama. Kairo: Maktabah al-Syuruq al-Dauliyah, 2003.

  6. Nor Huda. Sejarah Sosial Intelektual Islam Di Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers, 2015.

  7. Sa’dudin Ibrahim. Al-Milal Wa al-Nihal Wa al-A’raf. Kairo, n.d.

  8. Yusuf al-Qardhawi. Al-Aqalliyat al-Diniyah Wa al-Hal al-Islamiy. Pertama. Kairo: Maktabah Wahbah, 1996.

  9. ———. Al-Din Wa al-Siyasah. Pertama. Kairo: Dar al-Syuruq, 2007.

  10. ———. Fi Fiqh Al-Aqalliyat al-Muslimah: Hayatu al-Muslimin Wasatha al-Mujtama’at al-Ukhra. Kairo: Dar al-Syuruq, 2001.