Main Article Content

Abstract

Background: From October to August 2022, BPOM Yogyakarta discovered cosmetic products containing hazardous ingredients, including clindamycin, mercury, betamethasone-17-valerate, clobetasol propionate, o-aminophenol, hydroquinone, arsenic, and retinoic acid. These harmful ingredients are found in cosmetic preparations such as face cream, lipstick, eyebrow pencil, foundation, nail color, masks, soap, lip balm, and eyeshadow.
Objective: This study aims to improve the knowledge and attitude of adolescents through education.
Method: This type of research is pre-experimental, with a one-group pretest-posttest design. Respondents were adolescents at Kalimanggis Morangan Hamlet who were given educational treatment in the form of direct counseling about hazardous ingredients in cosmetics. The instrument used is a questionnaire that has passed validation and reliability tests.
Results: The majority of respondents were in their teens (79.41%) with a high school/vocational school education level (52.94%) and, on average, had not worked (79.42%). A total of 89% of adolescents received their first education during this study, so the material provided was something new to them. Respondents' attitudes and knowledge increased after the counseling was carried out.
Conclusion: Direct counseling on hazardous ingredients in cosmetics significantly improved adolescents’s knowledge. However, the education that was given only once did not significantly affect the attitude of adolescents.
Keywords: Attitude, harmful cosmetics, knowledge, Sleman


Intisari
Latar belakang: Dalam bulan Oktober hingga Agustus 2022, BPOM Yogyakarta masih menemukan produk kosmetika yang mengandung bahan berbahaya dalam kosmetika. Bahan berbahaya tersebut diantaranya klindamisin, merkuri, betametason-17-valerate, klobetasol propionat, o-aminofenol, hidrokinon, arsen dan asam retinoat. Bahan berbahaya tersebut terdapat pada sediaan kosmetika berupa krim wajah, lipstick, pensil alis, foundation, pewarna kuku, masker, sabun, lipbalm dan eyeshadow.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja melalui edukasi.
Metode: Jenis penelitian ini adalah pre eksperimental dengan rancangan one group pretest posttest design. Responden adalah remaja Dusun Kalimanggis Morangan yang diberi perlakukan edukasi berupa penyuluhan langsung tentang bahan berbahaya dalam kosmetika. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang telah lolos uji validasi dan realibilitas.
Hasil: Mayoritas responden berusia belasan tahun (79,41%) dengan tingkat pendidikan SMA/SMK (52,94%) dan rata-rata belum bekerja (79,42%). Sebanyak 87% remaja mendapatkan edukasi pertama saat penelitian ini sehingga materi yang diberikan merupakan sesuatu yang baru diketahui. Sikap dan pengetahuan responden meningkat setelah dilakukannya penyuluhan.
Kesimpulan: Penyuluhan langsung tentang bahan berbahaya dalam kosmetika secara signifikan mampu meningkatkan pengetahuan remaja. Namun edukasi yang diberikan hanya satu waktu tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap sikap remaja.
Kata kunci: Kosmetika berbahaya, pengetahuan, sikap, Sleman

Keywords

attitude harmful cosmetics knowledge Sleman

Article Details

References

Read More