Main Article Content

Abstract

Background: They are expected to be able to apply principles of family-based health treatments by prioritizing preventive, coordinative, and collaborative services. Based on the principles, identifying and managing diphtheria cases at some of health centres should be evaluated because there have been an increase of diphtheria cases, especially in Banda Aceh city.
Objective: This study aimed to evaluate roles of doctors in the health centres to prevent the diphtheria. Furthermore, this research also aimed to determine obstacles of the diphtheria treatments encountered by the doctors.
Methods: This study was a multiple case study. Its data were collected by in-depth interviews with doctors at five health centres in Banda Aceh. Data from the interviews were verified by using source and technical triangulation methods at the health offices and governmental hospitals in Banda Aceh.
Result: Doctors’ efforts at the health centres in Banda Aceh to apply principles of family medicine for the immunization experienced some obstacles. For example, they had less understanding about developing problems in their societies, namely issues of illegitimate (haram) vaccines and KIPI (post-immunization follow-up events). They also did not make active efforts to identify diphtheria cases by making coordination with their colleagues in other health service units.
Conclusion: The doctors at the health centres of Banda Aceh had not fully implemented the principles of family medicine.

Keywords

immunization doctors diphtheria health centres in Banda Aceh family medicine Imunisasi dokter Puskesmas KLB difteri Kota Banda Aceh

Article Details

Author Biography

Zahratul Aini, Department of Family Medicine, Faculty of Medicine, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Indonesia Magister of Family Medicine, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia.

-
How to Cite
Aini, Z., Pamungkasari, E. P., & Probandari, A. (2019). Roles of doctors at health centres in applying principles of family medicine to prevent diptheria in Banda Aceh. JKKI : Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan Indonesia, 10(3), 229–238. https://doi.org/10.20885/JKKI.Vol10.Iss3.art5

References

  1. Irawan H. Diphteria:Re-emerging disease dalam current evidences in pediatric emergencies management. Jakarta: Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM. 2014.
  2. Sariadji K, Sunarno & Putranto R. Penerapan diagnostik laboratorium pada kasus tersangka positif difteri pada kejadian luar biasa di kota Pontianak, Kalimantan Barat. Jurnal Biotek Medisiana Indonesia. 2014; 3(1) : 31-5.
  3. Afif. Aceh jadi provinsi ketiga di indonesia pengidap difteri terbanyak. 2018. https://www.merdeka.com/peristiwa/aceh-jadi-provinsi-ketiga-di-indonesia-pengidap-difteri-terbanyak.html.
  4. Anggraeni ND, Yosephine P, Natalia U, Mazanova D. Pedoman pencegahan dan pengendalian difteri: Edisi pertama. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017.
  5. Mardiana D. Pengaruh imunisasi dan kepadatan penduduk terhadap prevalensi penyakit difteri di Jawa Timur. Jurnal Berkala Epidemiologi. 2018; 6(2) : 123-9.
  6. Kurniawan R, Yudianto, Boga H, dan Soenardi TA. Profil kesehatan Indonesia tahun 2016. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017.
  7. Wedhani RA. Leadership in doctor-patient relationship: Implementation on patient’s case management in primary care. Medical Journal of Indonesia. 2017; 26(2) : 158-66.
  8. Sarosa S. Penelitian kualitatif: Dasar-dasar. Jakarta: PT.Indeks. 2012.
  9. Sugiyono. Metode penelitian pendekatan kualitatif kuantitatif. Bandung: Alfabeta. 2010.
  10. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018.
  11. Ranuh I. Imunisasi upaya pencegahan primer, dalam: Ranuh I, Suyitno H, Hadinegoro S, Kartasasmita C, Ismoedijanto, Soedjatmiko. Pedoman imunisasi di Indonesia. Edisi ketiga. Jakarta: Satgas Imunisasi-IDAI. 2008.
  12. Hidayati, R. Faktor-faktor yang mempengaruhi angka kejadian difteri di kota Padang. UNES Journal of Social and Economics Research (JSER). 2017; 2(2): 180-7.
  13. Saifudin N, Wahyuni C, & Martini S. Faktor risiko kejadian difteri di kabupaten Blitar tahun 2015. Jurnal Wiyata Penelitian Sains dan Kesehatan. 2017; 3(1): 61– 6.
  14. Mardiana D. Pengaruh imunisasi dan kepadatan penduduk terhadap prevalensi penyakit difteri di Jawa Timur. Jurnal Berkala Epidemiologi. 2018; 6(2): 123-9.
  15. Fujiati I. Dasar-dasar kedokteran keluarga. Medan. Universitas Sumatera Utara. 2005.
  16. Anggraini MT, Novitasari A, Setiawan MR. Buku ajar kedokteran keluarga. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Semarang. 2015.
  17. Ali A, Kah SL, Allah B, Yaser MA, Moklesur RS, Long CM, Tahir MK. Outbreak of vaccine-preventable diseases in muslim majority countries. Journal of Infection and Public Health. 2017; 11(6): 153-5.
  18. Thaib TM, Darussalam D, Yusuf S, Andid R. Cakupan imunisasi dasar usia 1-5 tahun dan beberapa faktor yang berhubungan di poliklinik anak rumah sakit ibu dan anak (RSIA) Banda Aceh. Sari Pediatri. 2013; 14(5): 283-7.
  19. Utama F, Catharina U.W, Martini S. Determinan kejadian difteri klinis pasca sub PIN difteri tahun 2012 di kabupaten Bangkalan. Jurnal Berkala Epidemiologi. 2014; 2(1); 71-82.
  20. Triana V. Faktor yang berhubungan dengan pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi tahun 2015. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas. 2015; 10(2): 123-35.
  21. Sari D, Basuki S & Triastuti N. Hubungan pengetahuan ibu dengan imunisasi dasar dengan kelengkapan imunisasi dasar bayi di wilayah kerja puskesmas bendo kabupaten Magetan. Biomedika Jurnal. 2016; 8(2): 6-12.
  22. Septariani R, Susanti A & Nirmala S. Pengaruh penyuluhan mengenai imunisasi terhadap pengetahuan dan sikap ibu di desa sukarapih kecamatan Sukasari. Jurnal Sistem Kesehatan. 2015; 1(2): 48-54.
  23. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk teknis pelaksanaan imunisasi dan surveilans dalam rangka penganggulangan kejadian luar biasa (KLB) difteri. Jakarta: Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013.
  24. Murtagh J. Paradigms of family medicine: Bridging traditions with new concepts; Meeting the challenge of being the good doctor from 2011. Asia Pacific Family Medicine. 2011; 10(9): 1-4.
  25. Wijayanti R. Analisis Faktor Manajemen di Puskesmas dalam meningkatkan case detection rate (CDR) tuberkulosis. Jurnal Kesehatan. 2016; 4(1): 61-69.
  26. Alfiansyah G. Penyelidikan epidemiologi kejadian luar biasa difteri di kabupaten Blitar tahun 2015. Preventia. 2017; 2(1).
  27. Utami, A. Faktor yang mempengaruhi kejadian penularan difteri di kota Blitar propinsi Jawa Timur (Disertasi). Surabaya: Universitas Airlangga. 2010.