Main Article Content

Abstract

Pembakaran batubara pada sebuah PLTU selalu menghasilkan energi, juga menghasilkan karbondioksida, karbonmonoksida, dan sejumlah abu terbang, yang merupakan polutant bagi lingkungan. Untuk meminimalisasi polutan tersebut, perlu dilakukan usaha ekstraksi hidrokarbon. Telah dilakukan studi kandungan hidrokarbon pada batubara. Penelitian dilakukan dengan cara likuifikasi dan gasifikasi hidrokarbon.. Likuifikasi dilakukan dengan melarutkan sampel di dalam beberapa pelarut polar yang telah dipilih. Pelarut yang digunakan untuk likuifikasi adalah polar dan semi polar. Hasil likuifikasi diukur dengan Gas Chromatography Mass Spectroscopy. dalam larutan diperoleh berbagai jenis hidrokarbon. Paling tinggi adalah Toluene dengan presentasi relatif adalah 92,45 % dari kelas lignit dan 95,04 % dari kelas bituminus keduanya di dalam pelarut polar, diikuti Limonene dengan presentasi relatif 12,62 % dari kelas lignit di dalam pelarut semi polar, Sikloheksena 8,02 % dan Sikloheksanon 6,83 % dari kelas bituminous di dalam pelarut semi polar. Sedangkan untuk

proses gasifikasi pangambilan sampel dilakukan dengan metode modifikasi dari fluidized bed gasifier. Pengukuran kandungan gas menggunakan Gas Chromatography-Thermal Conductivity Detector, dan diperoleh hidrokarbon dengan urutan paling tinggi dimulai dari Metana dengan presentasi mol adalah 13,069 % diikuti Etana 1,3042 % , Propana 0,6679 %, Heksana 0,0545 %, dan diikuti beberapa hidrokarbon lainnya. Hasil-hasil tersebut menunjukan bahwa hidrokarbon berbentuk cairan ataupun gas dapat diekstraksi dari batubara. Dengan suatu proses yang masih perlu untuk dilanjutkan untuk diteliti, bahan-bahan tersebut dapat dieksploitasi lebih besar dan lebih efektif.\

 

Kata kunci : hidrokarbon, batubara, polar, semi polar, kromatografi

Article Details