Main Article Content
Abstract
Kemiskinan masih menjadi isu utama di Indonesia, dengan 16,97% penduduk hidup di bawah garis kemiskinan. Sebagian dari mereka bahkan mengalami kemiskinan ekstrem, dengan kesejahteraan setara dengan USD 1,9 PPP atau Rp.10.739,00 per kapita per hari. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten/Kota Provinsi Maluku tahun 2022, sebagai respons terhadap Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2022 yang menargetkan penghapusan kemiskinan ekstrem pada tahun 2024. Fokus utama penelitian ini adalah menggunakan algoritma clustering K-Medoids untuk mengelompokkan Kabupaten/Kota berdasarkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kemiskinan ekstrem. Variabel yang digunakan melibatkan persentase penduduk lansia, tingkat pengangguran, pertumbuhan penduduk, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), sumber air utama sumur tidak terlindungi, dan bahan bakar utama memasak menggunakan kayu. Dari 11 Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku, hasil analisis clustering menunjukkan pembentukan 4 cluster dengan karakteristik yang berbeda. Cluster 1 memiliki 2 anggota, ditandai dengan persentase penduduk lansia yang signifikan dan tingkat pengangguran tertinggi. Cluster 2, dengan 3 anggota, memiliki persentase penduduk lansia tertinggi, IPM rendah, dan rumah tangga banyak menggunakan sumur tidak terlindungi dan kayu sebagai sumber air dan bahan bakar utama. Cluster 3, dengan 5 anggota, memiliki karakteristik rumah tangga menggunakan sumur tidak terlindungi dan kayu, serta IPM rendah dan pertumbuhan penduduk yang cepat. Cluster 4, yang hanya memiliki 1 anggota, ditandai dengan pertumbuhan penduduk paling cepat dan tingkat pengangguran yang tinggi. Penelitian ini memberikan wawasan terperinci tentang kondisi kemiskinan ekstrem di wilayah tersebut.