Main Article Content

Abstract

Plurality in religion emerges interfaith marriage as debatable motion in Indonesia in general and Islam specifically. Firstly, there are some different interpretations within fuqaha’ or Islamic scholars concerning this matter influenced by some explanations provided in Holy Qur’an. Secondly, as Indonesia is not a secular state, the legality of marriage is regulated throughout the positive law that religious values are applicable. Thirdly, the notion regarding human rights also challenges the problem solving for couple proposing interfaith marriage. Nevertheless, the juridical and philosophical factors underlay the existence of interfaith marriage have vacuum of law. At any rate, this problem is really imminent to solve as marriage implicates child status either. In conclusion, vacuum of law concerning interfaith marriage shall be answered throughout existing law in Indonesia without setting aside the notion of human rights.

Article Details

How to Cite
Dardiri, A. H., Tweedo, M., & Roihan, M. I. (2013). PERNIKAHAN BEDA AGAMA DITINJAU DARI PERSPEKTIF ISLAM DAN HAM. Khazanah: Jurnal Mahasiswa, 6(1), 99–117. https://doi.org/10.20885/khazanah.vol6.iss1.art8

References

  1. Abdul Aziz Dahlan, 1999, Ensiklopedia Hukum Islam, PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta.
  2. Abdurrahman al-Jaziri, al-Fiqh ‘Ala al-Madzahib al-Arba’ah (Juz. IV), Dar al-Fikr, Beirut.
  3. Al-Qur’an dan Terjemahanya.
  4. A. W. Munawwir, 2002, Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap, Pustaka Progressif , Surabaya.
  5. Imam al-Qodhi, 2008, Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtashid (Juz II), Dar al Fikr, Beirut.
  6. Kamus Besar Bahasa Indonesia Offline Versi 1.1 Freeware,2010 by Ebta Setiawan.
  7. Karsayuda, 2006, Perkawinan Beda Agama, Total Media Yogyakarta, Yogyakarta.
  8. K.M Smith Rhona dan Njal Hostmaelingen, 2008, Hukum HAM, Pusat Studi Hukum dan HAM Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
  9. Mustofa Bisri, Tarjamah Nidhom Faraaidil Bahiimah fii al Qowaaid al Fiqhiyyah, Maktabah wa mathba’ah menara kudus, Kudus.
  10. M. Quraish Shihab,2008, M.Quraish Shihab Menjawab – 1001 Soal Keislaman yang Patut Anda Ketahui, Lentera Hati, Jakarta.
  11. …………………….., 2002, Tafsir Al-Misbah (Volume 9), Lentera Hati, Jakarta.
  12. Solly Lubis, 2001, Ilmu Negara, Mandar Maju, Bandung.
  13. Undang-Undang Dasar R.I Tahun 1945,Pustaka Mandiri, Surakarta.
  14. Undang-Undang R.I Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam, 2010, Kesindo Utama, Surabaya
  15. Zuhdi Muhdhor, 2003, Kamus Kontemporer (al-Ashri) Arab- Indonesia, Multi Karya Grafika, Yogyakarta.
  16. Deni K. Yusup, Kodifikasi UU No.39 Tahun 1999, dimuat dalam http://dkyusup.blogspot.com/2008/04/kodifikasi-uu-no-39-tahun-1999.html, di akses pada tanggal 22 Januari 2012.
  17. Faeshol Jamaluddin, Analisis Fatwa MUI Nomor :4/Munas VII/MUI/8/2005 tentang perkawinan beda agama, dimuat dalam http://idb4.wikispaces.com/file/view/bu4001.pdf, diakses pada tanggal 23 Januari 2012
  18. Fakta Empiris Nikah Beda Agama di ttp://blog.umy.ac.id/retnoeno/2012/01/07/fakta-empiris-nikah-beda-agama/, diakses pada tanggal 23 Januari 2012
  19. Imam Hidayat, Pengertian, macam dan Jenis HAM/HAM yang Berlaku Umum Global, dimuat dalam
  20. http://imamcubluxhidayat.blogspot.com/2011/02/pengertian-macam-dan-jenis-hak-asasi.html, diakses pada tanggal 22 Januari 2012.
  21. Masri Elmahsyar Bidin, Prinsip Hubungan Muslim dan Non Muslim dalam Pandangan Islam, di muat dalam http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=penger tian+ahli+kitab+dalam+islam&source=web&cd=1&ved=0CB0QFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.ditpertais.net%2Fannualconference%2Fancon06%2Fmakalah%2FMakalah%2520Masri.doc&ei=gs4cT9mHJoK4rAeysOGEDQ&usg=AFQjCNHoOxR3-aLet3wVScgtKoQm7XcO3A, diakses pada tanggal 22 januari 2012.
  22. Ronald George Salawane, Pendapat Para Ahli Tentang HAM di muat dalam http://nalhackerblog.blogspot.com/2010/03/pendapat-para-ahli-tentang-ham.html, di akses pada tanggal 22 Januari 2012.