Main Article Content

Abstract

Adanya kemampuan pemahaman agama (religiusitas) yang memadai, pustakawan dimungkinkan memiliki peran penting terhadap pegembangan dan pembinaan karier pustakawan. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris pengaruh religiusitas terhadap kematangan karier pustakawan.Manfaat penelitian adalah untuk memberikan pemahaman terhadap nilai-nilai Islam dalam menjalani profesi pustakawan agar memiliki sifat amanah, jujur, rasa optimis dan bertanggung jawab sehingga kematangan karier akan dapat tercapai. Riset dilakukan pada Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan mengambil seluruh populasi (82 orang) pustakawan sebagai responden penelitian, namun dari hasil pengumpulan data hanya 78 angket yang kembali secara lengkap dan 4 angket kembali tidak lengkap, sehingga jumlah responden penelitian menjadi 78. Metode penelitian bersifat kuantitatif, pengumpulan data primer dan skunder. Data primer diperoleh melalui penyebaran angket kepada responden dan data skunder diperoleh dari dokumen yang ada di PTKI DIY. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan regeresi sederhana. Hasil riset menunjukkan bahwa persepsi Pustakawan Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) di DIY terhadap variabel penelitian dalam kategori baik sampai dengan kategori sangat baik. Persepsi pada variabel religiusitas pada posisi sangat tinggi/sangat baik dan variabel kematangan karier dalam kondisi tinggi/baik. Dari analisis regresi sederhana dapat dinyatakan bahwa persepsi Pustakawan Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) di DIY terhadap Religiusitas (X) berpengaruh positif terhadap kematangan karier (Y) terdapat nilai pengaruh sebesar 0,292 dengan signifikansi 0,009 < 0,05, artinya menerima hipotesis. Secara umum, dalam penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa secara teoritik religiusitas berpengaruh terhadap kematangan karier Pustakawan Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) di DIY.

.

Keywords

religiusitas kematanga karier pustakawan pendidikan tinggi

Article Details

References

  1. Abdullah, M. A. (2002). Studi Agama: Normativitas atau Historisitas? Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  2. Alawiyah, E. M. L. (2012). Pelatihan Kepemimpinan Kenabian untuk Meningkatkan Komitmen Mengajar Guru di SDIT “H”. Tesis. Yogyakarta: Program Magister Psikologi Profesi FPSB UII.
  3. Alawiyah, E. M. L. (2014). Prophetic Leadership Training To Increase The Teacher’s Teaching Commitment. Jurnal Intervensi Psikologi, 6, 18–33.
  4. Amaliah, I., Aspiranti, T., & Purnamasari, P. (2015). The Impact of the Values of Islamic Religiosity to Islamic Job Satisfaction in Tasikmalaya West Java, Indonesia, Industrial Centre. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 211, 984 – 991.
  5. Anshari, E.S. (1987). Agama, Filsafat, dan Ilmu. Surabaya: Bina Ilmu.
  6. Chatterjee, S. (2013). A conceptual framework examining the antecedents of career decisiveness using motivation systems theory. International Journal on New Trends in education and Their Implications. 4(4), 31–41.
  7. Dister, N.S. Pengalaman dan Motivasi Beragama. (1994). Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
  8. Elçia, M., Sener, E., & Alpkan, L. (2011). The Impact of Morality and Religiosity of Employees on Their Hardworking Behavior. Procedia Social and Behavioral Sciences, 24, 1367–1377.
  9. Eliot, C. W. (2007). http://www.usu.edu/ campaign/colleges/library.cfm.
  10. Fitriyaningsih. (2012). Pengaruh Tingkat Religiusitas Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Etika Kerja Islami Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Pada Baitul Maal Wat Tamwil di Yogyakarta). Laporan Penelitian, Tidak Diterbitkan (hlm. 92). Yogyakarta: Fakultas Eknomi UII.
  11. Nashori, F. & Macharam, R. D. (2002). Mengembangkan kreativitas dalam Perspektif Islami. Yogyakarta: Menara Kudus.
  12. Glock, C.Y. & Stark. (1965), Religion and society in tension. San Francisco: Rand McNally.
  13. Glock, C.Y. & Stark. (1988). Agama: dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologis. Jakarta: Rajawali.
  14. Gonzalez, M. A. (2008). Career maturity: a priority for secondary education. Electronic Journal of Research in Educational Psychology, 6(16), 749–772.
  15. Hamureu, H., Bozgeyikli, H., & Eroglu, S. E. (2009). Career decision making self-efficacy, career maturity, and socioeconomic status with turkish youth. Georgian Electronic Scientific Journal: Education Science and Psychology. 1(4), 15–24.
  16. Hasan, B. (2006). Career maturity of indian adolescents as a function of self-concept, vocational aspiration, and gender. Journal of the indian academy of applied psychology, 32(2), 127-134.
  17. Lau, P. L., Low, S. F., & Zakaria, A. R. (2004). Gender and work: assessment and application of super’s theory-career maturity. British Journal of Arts and Social Sciences.
  18. Levinson, E. M. et al. (1998). Six approaches to the assessment of career maturity. Journal of Counseling and Development, 76(4), 475-482.
  19. Lock, R. D.(2005). Taking charge of your career direction: career planning guide, book 15th edition. New York: Thomson Learning, Inc.
  20. Mandayun, N. H. (2015). Pengaruh Religiusitas, Kepemimpinan Transformasional dan Kepemimpinan Transaksional terhadap Kinerja Karyawan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Laporan Penelitian, Tidak Diterbitkan (Yogyakarta: Fakultas Eknomi UII.
  21. Moeljono, D. (2003). Budaya Koroporasi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
  22. Moeljono, D. (2004). Delapan Langkah Strategis Mendaki Karier Puncak. Jakarta: Elex Media Komputindo Gramedia.
  23. Nashori, F. (2012). Pemaafan pada Etnis Jawa: Pengaruh Religiositas dan Keterikatan Interpersonal terhadap Pemaafan melalui Perantara Sifat Kebersetujuan dan Sifat Neurotisisme (Studi pada Warga Kota Yogyakarta). Disertasi Tidak Diterbitkan. Bandung: Universitas Padjadjaran.
  24. Ottu, I. F. A. & Idowu, O. O. (2014). Openness to experience, conscientiousness and gender as personality indicators of career maturity of in-school adolescents in ibadan, Nigeria. European Journal of Educational Studies,. 6(1), 1–12.
  25. Paloutzian, R.E. (1996). Invitation to the Psychology of Religion. New York: Allyn and Bacon.
  26. Perpustakaan Nasional RI. (2015). Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya. Jakarta: Perpusnas RI.
  27. Powell, D. F. & Luzzo, D. A. (1998). Evaluasting factors associated with the career maturity of high school students. The Career Development Quarterly. 47(2), 145-158.
  28. Priastuti, P. W. (2015). Pengaruh Kepemimpinan Profetik dan Motivasi Kerja Islami terhadap Disiplin Kerja Pegawai (Tenaga Pengajar dan Staf) SD X Yogyakarta. Tesis. Yogyakarta: Univer:sitas Islam Indonesia.
  29. Salami, S. O. (2008). Gender, identity status and career maturity of adolescents in Southwest Nigeria. Journal of Social Science. 16(1), 35-49.
  30. Savickas, M. L. (2005). The theory and practice of career construction. In S. D. Brown & R. W. Lent (Eds.), Career development and counseling: Putting theory and research to work (pp. 42–70). New Jersey: John Wiley & Sons.
  31. Sekaran, U. (2003). Research Methods for Business: a Skill-Building Approach, 4th ed. New York: John Wiley & Inc.
  32. Sharf, R. S. (2006). Applying career development theory to counseling 4th ed. Canada: Thomson Corporation.
  33. Shihab, M.Q. (1992). Lentera Hati: Lisah dan Hikmah Kehidupan. Bandung: Mizan.
  34. Sudarsono, B. (2010). Pengembangan Profesi Pustakawan. Media Pustakawan 17(3), 48-52.
  35. Sungadi. (2016). Tingkat Kepercayaan Diri Pustakawan Universitas Islam Indonesia Dalam Menjalani Profesinya. Laporan Hasil Penelitian. Yogyakarta: DPPM UII.
  36. Sungadi. (2016). Jabatan Fungsional Pustakawan dan Problematikanya. Libraria Jurnal Ilmu Perpustakaan, 5(1), 36–38.