Main Article Content

Abstract

Dalam proses pengembangan koleksi di perpustakaan, terdapat beberapa tahapan kegiatan yang dilakukan, salah satunya adalah penyiangan (weeding). Kegiatan ini sangat penting dalam memutakhirkan koleksi perpustakaan dan menyeleksi bahan pustaka yang dilayankan berdasarkan kesesuaian dengan kebutuhan penggunanya (user oriented). Pada dasarnya, kegiatan weeding berperan penting dalam memilah bahan pustaka yang sudah tidak layak lagi, baik secara fisik maupun isi. Namun,  terdapat beberapa faktor yang menyebabkan pustakawan merasa bahwa kegiatan weeding tidak perlu dilakukan atau ada rasa keengganan untuk melakukannya. Hal tersebutlah yang dapat menjadi penghambat dalam memaksimalkan peran perpustakaan sebagai sarana penyedia informasi yang up to date dan relevan.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan instrumen wawancara. Studi kasus diangkat dari Perpustakaan Islam Indonesia (UII) Yogyakarta yang tidak menerapkan kegiatan green weeding. Riset ini dilakukan untuk dapat mendeskripsikan dampak dari pengimplementasian green weeding terhadap pemanfaatan koleksi usang (useless) pada  perpustakaan perguruan tinggi. Dampak yang signifakan tersebut dapat membuat paradigma baru bagi pustakawan untuk lebih memperhatikan esensi kegiatan tersebut dan mulai membuat wacana, lalu menerapkan kebijakan tersebut secara berkala.

Keywords

Weeding Green Weeding perpustakaan perguruan tinggi

Article Details

Author Biography

Ramadhani Ginting, Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

Konsentrasi Ilmu Perpustakaan dan Informasi