Main Article Content
Abstract
Di erea modern saat ini fungsi perpustakaan perguruan tinggi sebagai pusat layanan informasi dituntut untuk bertransformasi guna memenuhi kebutuhan informasi dan eksistensinya di tengah masyarakat. Namun masih banyak perpustakaan perguruan tinggi yang mempunyai fasilitas lengkap, namun belum banyak dikunjungi oleh pengguna karena masih terkesan kaku dan kurang nyaman. Kondisi berbeda kita dapat melihat market, dimana penataan barang, desain interior dan eksterior ruangan yang membuat kita nyaman dan ingin berada lama disana ditambah dengan service yang memuaskan pelanggan. Dari fenomena tersebut, Salah satu konsep yang menarik untuk mewujudkan perpustakaan yang rekreatif adalah dengan mengaplikasikan konsep “One Stop Browsing” yaitu sebuah konsep dimana perpustakaan dapat menyediakan bermacam-macam layanan perpustakaan di dalam satu gedung secara lengkap, bertujuan agar pengunjung tak perlu lagi harus pergi keluar gedung untuk mencari bahan pustaka yang dibutuhkan. Adapun beberapa fasilitas penunjang yang dapat disediakan di perpustakaan antara lain: lobby, lounge library, counter mini, computer searching, mesin fotocopy, internet, ruang teater, dan televisi.
Keywords
Article Details
References
- Basuki, S. (2002). Pengembangan Sumberdaya Manusia dalam Mengadapi Era Globalsasi dan Otonomi. Seminar Nasional Perpustakaan, Semarang: UPT. Perpustakaan Universitas Dipenogoro.
- Basuki, S. (2013). Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Universitas Terbuka.
- Krippendorff, K. (1993). Content Analysis: Introduction Tolts Theory and Methodology. Jakarta: Raja Garfindo Persada.
- Ma’ruf, H. (2006). Pemasaran Ritel. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
- Meier, K. F. (1983). Membina Minat Baca anak (Terjemahan). Bandung: Remadja Karya.
- Pendit, P. L. (2007). Perubahan Orientasi Dalam Informasi. Seminar Sehari Layanan Pusdokinfo Berorientasi Pemakai Di Era Informasi. Jakarta: Univesitas Indonesia.
- Perpustakaan Nasional RI. (2007). Undang-Undang Republik Indonesia No.43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.
- Suroeno. (2016). Pendidikan Pemustaka Pada Perpustakaan Perguruan Tinggi. Media Pustakawan, 3(4), 12–14.
- Zed, M. (2008). Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
- Zein, R. H. (2006). Etika Kepustakawanan, . Jakarta: Agung Seto.
References
Basuki, S. (2002). Pengembangan Sumberdaya Manusia dalam Mengadapi Era Globalsasi dan Otonomi. Seminar Nasional Perpustakaan, Semarang: UPT. Perpustakaan Universitas Dipenogoro.
Basuki, S. (2013). Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Krippendorff, K. (1993). Content Analysis: Introduction Tolts Theory and Methodology. Jakarta: Raja Garfindo Persada.
Ma’ruf, H. (2006). Pemasaran Ritel. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Meier, K. F. (1983). Membina Minat Baca anak (Terjemahan). Bandung: Remadja Karya.
Pendit, P. L. (2007). Perubahan Orientasi Dalam Informasi. Seminar Sehari Layanan Pusdokinfo Berorientasi Pemakai Di Era Informasi. Jakarta: Univesitas Indonesia.
Perpustakaan Nasional RI. (2007). Undang-Undang Republik Indonesia No.43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.
Suroeno. (2016). Pendidikan Pemustaka Pada Perpustakaan Perguruan Tinggi. Media Pustakawan, 3(4), 12–14.
Zed, M. (2008). Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Zein, R. H. (2006). Etika Kepustakawanan, . Jakarta: Agung Seto.