Isi Artikel Utama

Abstrak

Kegiatan pengabdian ini dilakukan di Desa Pungka, Kecamatan Unter Iwes, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat pada bulan Juni-Juli 2022. Sektor pertanian merupakan sumber mata pencaharian utama penduduk di Desa Pungka, akan tetapi masih banyak penduduk di Desa Pungka yang belum menerapakan kegaiatan pertanian yang ramah lingkungan, yang mana sekitar 90% petani menggunakan pupuk kimia pada kegiatan pertaniannya, sekitar 85% melakukan aktivitas pembakaran biomassa sisa panen seperti jerami sisa panen tanaman padi dan pelepah sisa panen  Jagung dan Tebu, selain itu ada sekitar 90% petani yang menggunakan pestisida dengan takaran yang belum sesuai dengan prosedur penggunaan. Sehingga itu semua dapat menyebabkan meningkatnya kontribusi efek gas rumah kaca (GRK) seperti CH4 dari lahan sawah, CO2 dan N2O dari kegiatan pemupukan dan pembakaran biomassa.  Sehingga dapat dikatakan kegiatan  pertanian di Desa Pungka masih belum ramah lingkungan, oleh karena itu perlu dilakukan kegiatan penyuluhan atau sosialisai terkait cara sistem Bertani yang sehat dan ramah lingkungan. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah untuk mengedukasi petani di Desa Pungka terkait cara Bertani yang ramah lingkungan dengan mensosialisasikan sistem pertanian organik, sehingga diharapkan dapat menjamin keberlanjutan dan kelestarian pertanian dan lingkungan di Desa Pungka. Sehingga hasil pertaniannya diharapkan dapat menyehatkan bagi yang mengkonsumsi dan melestarikan lingkungan disekitarnya.

Kata Kunci

gas rumah kaca, pertanian sehat, penyuluhan, ramah lingkungan

Rincian Artikel

Referensi

  1. [PP] Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca.
  2. [PP] Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Inventarisasi Rumah Kaca Nasional.
  3. Balitbangtan. 2014. Pedoman Umum Pengembangan Model Pertanian Berkelanjutan Lingkungan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 73 hal.
  4. Dalal, R.C., Wang, W. Robertson, G.P., Parson, W.J. 2003. Nitrous Oxide Emissions from Australian Farms and Mitigation Options: a review. Australian Journal of Soil Research (41): 165¬–195.
  5. Harianto, B., Thalib, A. 2009. Methane Emissions from Entrical Fermentation: Its Contribution Nationally and Factors Affecting Livestock. Livestock Research Institute.
  6. IPCC. 2006. Guidelines for National Greenhouse Gas Inventories. Intergovernmental Panel on Climate Change. 20 p.
  7. IPCC. 2008. Guidelines for National Greenhouse Gas Inventories. Intergovernmental Panel on Climate Change. 6 p.
  8. Pratama, R. 2019. Efek Rumah Kaca Terhadap Bumi. Buletin Utama Teknik Vol. 14, No. 2. ISSN: 2598–3814
  9. Rachman, C. 2007. Reducing Greenhouse Gas Emissions in Agriculture Sector. Jakarta (ID): Ministry of Agriculture.
  10. Snyder, C.S. 2009. Overview of greenhouse gas emissions from crop production systems and the effects of fertilizer management. agri. Eko. neighborhood 133:247–266.
  11. Sudarman. 2010. Meminimalkan Daya Dukung Sampah terhadap Pemanasan Global. Profesional Vol. 8, No. 1, Mei 2010.
  12. Wihardjaka, A., Setyanto, P. 2007. Greenhouse Gas Emissions and Mitigation from Rice and Rainfed Lands. Agricultural Environmental Research Institute. Jakenan