Main Article Content

Abstract

Curah hujan yang sudah mulai tinggi menyebabkan terjadinya genangan air hujan di kawasan Komplek Masjid Al-Muhajirin, Tiyasan, Kelurahan Condongcatur, Kecamatan Depok, Sleman, D.I. Yogyakarta. Selain itu, genangan air yang terjadi saat hujan di kawasan Komplek Masjid Al-Muhajirin tersebut dipicu oleh maraknya program pengecoran jalan-jalan perkampungan dan ruas-ruas halaman rumah warga yang juga dicor beton dan paving block dalam beberapa tahun terakhir yang tidak didukung dengan drainase yang memadai. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan di lokasi tersebut menunjukkan bahwa masyarakat sangat antusias dalam difusi teknologi lubang resapan biopori tersebut. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dimulai dengan tahapan pelatihan di serambi masjid yang diikuti oleh takmir masjid dan jama’ah masjid yang tinggal di sekitar kawasan masjid. Materi yang disampaikan berupa konsep teknis difusi teknologi lubang resapan biopori berikut peralatan dan bahan yang diperlukan yakni alat bor tanah secara manual berbentuk T dengan ukuran panjang 1 m dan pipa PVC dengan ukuran diameter 4 inci beserta penutupnya yang sudah dilubangi menggunakan alat solder listrik. Tahapan berikutnya adalah praktik pembuatan lubang resapan biopori menggunakan alat dan bahan tersebut yang dilakukan secara partisipatori yakni berdasarkan hasil pelatihan lantas masyarakat dapat mengimplementasikan pengetahuannya untuk membuat lubang resapan biopori yang didampingi pengabdi secara langsung. Pada tahapan praktik ini dihasilkan produk percontohan lubang resapan biopori dengan kedalaman 50 cm sebanyak 2 lubang resapan lengkap dengan 2 pipa PVC yang sudah dilubangi beserta tutupnya yang sudah siap meresapkan air hujan yang turun kemudian.

Keywords

difusi lubang resapan biopori air hujan air sumur

Article Details

References

  1. Arifin, Z., Tjahjana, D. D. D. P., Rachmanto, R. A., Suyitno, S., Prasetyo, S. D., & Hadi, S. (2020). Penerapan Teknologi Biopori Untuk Meningkatkan Ketersedian Air Tanah Serta Mengurangi Sampah Organik Di Desa Puron Sukoharjo. SEMAR (Jurnal Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Dan Seni Bagi Masyarakat), 9(2), 53. https://doi.org/10.20961/semar.v9i2.43408
  2. Elsie, E., Harahap, I., Herlina, N., Badrun, Y., & Gesriantuti, N. (2017). Pembuatan Lubang Resapan Biopori Sebagai Alternatif Penanggulangan Banjir Di Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai Pekanbaru. Jurnal Pengabdian UntukMu NegeRI, 1(2), 93–97. https://doi.org/10.37859/jpumri.v1i2.242
  3. Karuniastuti, N. (2014). Teknologi Biopori untuk Mengurangi Banjir dan Tumpukan Sampah Organik. Jurnal Forum Teknologi, 04(2), 64.
  4. Permana, E., Lisma, A., Lestari, I., & Putra, A. J. (2019). Penyuluhan Pembuatan Biopori Sebagai Lubang Resapan di RT 04 Kelurahan Mayang Mangurai Kota Jambi. Jurnal Paradharma, 3(2), 129–134.
  5. Suleman, A. R., Bustan, B., Erdiansa, A., Jurusan, D., Sipil, T., Negeri, P., & Pandang, U. (2018). Pembuatan Lubang Resapan Biopori Sebagai Resapan Banjir Pada. Prosiding Seminar Hasil Pengabdian (SNP2M, 2018(2016), 169–174.
  6. Thirafi, H. (2022). Kapan Awal Musim Hujan 2022? Ini Prakiraan Lengkap BMKG. Bmkg.Go.Id; BMKG. https://www.bmkg.go.id/press-release/?p=kapan-awal-musim-hujan-2022-ini-prakiraan-lengkap-bmkg
  7. Yohana, C., Griandini, D., & Muzambeq, S. (2017). Penerapan Pembuatan Teknik Lubang Biopori Resapan Sebagai Upaya Pengendalian Banjir. Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Madani (JPMM), 1(2), 296–308. https://doi.org/10.21009/jpmm.001.2.10