Isi Artikel Utama

Abstrak

Analisis molekuler telah memainkan peran penting dalam mendiagnosis dan mengelola penyakit selama pandemi dengan memungkinkan deteksi dini wabah dan identifikasi cepat penyebab penyakit, sehingga menghasilkan pengobatan yang cepat. Namun, masih ada kebutuhan mendesak untuk meningkatkan pemahaman dan kemahiran diagnostik molekuler di Asia Tenggara. Oleh karena itu, langkah proaktif harus diambil untuk meningkatkan pemahaman melalui seminar dan program pelatihan yang berfokus pada analisis molekuler. Tujuannya adalah untuk memperkuat kemampuan diagnostik dan manajemen petugas kesehatan mengenai penyakit menular di Asia Tenggara, yang pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Sasaran pesertanya meliputi para profesional kesehatan, teknisi laboratorium medis, pendidik dan pelajar. Melalui kerjasama dengan Universiti Putra Malaysia, dua acara penting diselenggarakan. International Seminar on Medical Laboratory Technology (ISoMLatech), yang berlangsung pada tanggal 5 Juli 2023, mengusung tema “Advancements in Molecular Assay for Diagnosing and Managing Infectious Diseases in Southeast Asia.” Acara yang diselenggarakan secara hybrid dengan memanfaatkan Zoom dan Auditorium UNUSA ini berhasil menarik 510 peserta dari berbagai latar belakang. Selain itu, Kursus Singkat diadakan pada tanggal 13 hingga 15 Agustus 2023, di Universiti Putra Malaysia, yang mencakup berbagai topik seperti dasar-dasar pemeriksaan molekuler, deteksi imunokimia, epidemiologi penyakit menular, resistensi antimikroba, dan kunjungan ke Kampus UPM dan Institut Biosains. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa lebih dari 75% peserta menilai ISOMLatech dan Short Course baik atau sangat baik. Oleh karena itu, terdapat antisipasi yang kuat terhadap keberhasilan dan implementasi program yang berkelanjutan.

Kata Kunci

Competency Molecular Healthcare

Rincian Artikel

Referensi

  1. Che, J., Lu, J. X., Li, W. G., Zhang, Y. F., Zhao, X. F., Yuan, M., Bai, X. M., Chen, X., & Li, J. (2019). A new high-throughput real-time PCR assay for the screening of multiple antimicrobial resistance genes in broiler fecal samples from China. Biomedical and Environmental Sciences, 32(12), 881–892. https://doi.org/10.3967/bes2019.111
  2. Indriyanti, D. (2024). Test cepat molekuler dalam penegakan diagnosis tuberkulosis di fasilitas pelayanan kesehatan. Jurnal Cakrawala Ilmiah, 3(6), 1957–1966. Retrieved from https://bajangjournal.com/index.php/JCI/article/view/7467
  3. Dewantoro, A., Anggundari, W. C., Nuraeni, U., & Prasetya, B. (2020). Genomic molecular detection methods and diagnostic accuracy in the development of clinical diagnostics in Indonesia. Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Standardisasi 2020, 1–10. https://doi.org/10.31153/ppis.2020.92
  4. Frater, J. L., Zini, G., d’Onofrio, G., & Rogers, H. J. (2020). COVID-19 and the clinical hematology laboratory. International Journal of Laboratory Hematology, 42(S1), 11–18. https://doi.org/10.1111/ijlh.13229
  5. Merriman, H. (2014). Infectious diseases. In Acute Care Handbook for Physical Therapists (4th ed., pp. 313–334). Elsevier. https://doi.org/10.1016/B978-1-4557-2896-1.00013-5
  6. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2010). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1501/MENKES/PER/X/2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan. Retrieved from https://infeksiemerging.kemkes.go.id/download/PERMENKES_1501_2010_JENIS_PENYAKIT_MENULAR_POTENSIAL_WABAH_DAN_UPAYA_PENANGGULANGAN.pdf
  7. Khariri, K., Amalia, N., Nursofiah, S., Muna, F., Rukminiati, Y., & Mursinah, M. (2020). Akankah perkembangan metode deteksi biomolekuler era 4.0 mampu menggantikan pemeriksaan laboratorium bakteri secara konvensional? In Seminar Nasional Riset Kedokteran (Vol. 1, No. 1).
  8. Kristina, K. (2020). Pemanfaatan metode tes cepat molekuler (XPERT MTB/RIF) di Kabupaten Sorong tahun 2014–2018. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 1–9.
  9. Latifah, I., Zuraida, Z., Sulistiawati, R. D., & Susanti, E. (2022). Uji sensitivitas dan uji spesifisitas metode mikroskopis terhadap tes cepat molekuler (TCM) dalam diagnosis Mycobacterium tuberculosis pada pasien suspek TB paru di RS. Simpangan Depok. Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan, 8(2), 200–208. https://doi.org/10.37012/anakes.v8i2.1199
  10. Pratama, B., & Kurniati, I. (2019). Pendekatan diagnosis berbasis molekuler pada pasien talasemia. Medical Profession Journal of Lampung, 9(2), 339–345.
  11. Naim, N., & Dewi, N. (2018). Performa tes cepat molekuler dalam diagnosa tuberkulosis di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Makassar. Jurnal Media Analis Kesehatan, 9(2), 123–132. https://doi.org/10.32382/mak.v9i2.678
  12. Nurazisah, S., Febriawati, H., Pratiwi, B. A., Oktarianita, O., Angraini, W., & Yanuarti, R. (2021). Pengetahuan dan sikap berhubungan dengan risiko penularan virus COVID-19 pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Lingkar Barat Kota Bengkulu. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, 16(3), 160–167. https://doi.org/10.26714/jkmi.16.3.2021.160-167
  13. Simundic, A. M. (2009). Measures of diagnostic accuracy: Basic definitions. Ejifcc, 19(4), 203–211.
  14. Tulchinsky, T. H., & Varavikova, E. A. (2009). The new public health (2nd ed.). Elsevier.
  15. Vandenberg, O., Martiny, D., Rochas, O., van Belkum, A., & Kozlakidis, Z. (2021). Considerations for diagnostic COVID-19 tests. Nature Reviews Microbiology, 19(3), 171–183. https://doi.org/10.1038/s41579-020-00461-z