Isi Artikel Utama

Abstrak

Jumlah angka yang bunuh diri meningkat setiap tahun. Pada tahun 2023, 11 mahasiswa yang tercatat dan terpublikasi di media masa maupun media sosial. Pengabdian ini bertujuan agar mahasiswa mampu memahami gejala orang dengan kecenderungan bunuh diri (ODKB) serta melakukan pencegahan melalui dukungan psikologi awal. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah lecturing, group discussion, games dan role play. Peserta pelatihan adalah perwakilan mahasiswa dari perguruan tinggi yang berada di Kota Kupang. Jumlah peserta adalah 22 peserta. Hasil pengabdian menunjukan bahwa ada peningkatan nilai rata-rata pada sebelum dan setelah pengabdian. Sebelum pengabdian nilai rata-rata pengetahuan peserta 37,9, sedangkan nilai rata-rata pengetahuan peserta setelah perhatian adalah 54,4. Pada pengabdian ini belum secara optimal mengubah keterampilan peserta, karena waktu yang terbatas.

Kata Kunci

dukungan psikologi awal gejala OKDB pencegahan bunuh diri mahasiswa

Rincian Artikel

Referensi

  1. Ancela Wodong, G. M., & Utami, M. S. (2023). The Role of Mental Health Knowledge and Perceived Public Stigma in Predicting Attitudes towards Seeking Formal Psychological Help. Jurnal Psikologi, 50(1).
  2. Bilsen, J. (2018). Suicide and Youth: Risk Factors. Frontiers in Psychiatry, 9 (540).
  3. Center of Public Mental Health. (nd). Pedoman Pertama Psikologis pada Upaya Bunuh Diri. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada & Middlesex University London.
  4. Corrigan, P. W., Druss, B. G., & Perlick, D. A. (2014). The impact of mental illness stigma on seeking and participating in mental health care. Psychological Science in the Public Interest, 15(2), 37-70.
  5. Dianovinina, K. (2018). Depresi pada Remaja : Gejala dan Permasalahannya. Jurnal Psikogenesis, 6 (1) : 69 – 78.
  6. Fathiyah, K. N., & Harahap, F. (2013). Konseling sebaya untuk meningkatkan efikasi diri remaja terhadap perilaku berisiko. Staff. uny. ac. id
  7. Fauza, S., Purwaningrum, R., & Dewantoro, A. (2022). Implikasi Self-care untuk psychological well-being pada Professional Helper. Jurnal Psikoedukasi dan Konseling, 6(2), 104-115.
  8. Hendrik, H., & Elmansyah, T. (2018). Meningkatkan keterampilan interpersonal melalui konseling teman sebaya Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Segedong. JBKI (Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia), 3(1), 22-26.
  9. Margaretha & Sari, DK. (2020). Pertolongan Psikologis Pertama : Panduan bagi Relawan Bencana. Surabaya: Airlangga University Press.
  10. McKinney, M., McGann, K. P., Hunt, J. C., & Edwards, K. S. (1995). Peer counselor training: One component of a medical student health and effectiveness program. Substance Abuse, 16(2), 125-128.
  11. Prasetiawan, H. (2016). Konseling teman sebaya (peer counseling) untuk mereduksi kecanduan game online. Counseling: Jurnal Bimbingan dan Konseling, 6(1), 1- 13.
  12. Schwenk, T. L., Davis, L., & Wimsatt, L. A. (2010). Depression, stigma, and suicidal ideation in medical students. Jama, 304(11), 1181-1190.