Main Article Content

Abstract

Purpose – This research aims to analyze retail location patterns and factors that influence retail density in the Yogyakarta urban area.
Methods – The methods used in this study are cluster maps and spatial regression.
Findings – The results of the study indicate that retail density is concentrated in the Yogyakarta urban area, and population density has a significant positive effect on retail density in the Yogyakarta urban area.
Implication – The government collaborates with the private sector to build modern retail in each region, ensuring an even distribution of market development.
Originality – This study contributes to economic development policies related to retail development in urban areas.


Abstrak
Tujuan – Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola lokasi retail dan faktor yang mempengaruhi kepadatan retail di Kawasan Perkotaan Yogyakarta.
Metode – Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster maps dan regresi spasial.
Temuan – Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepadatan retail terkonsentrasi di Kawasan Perkotaan Yogyakarta dan Kepadatan penduduk berpengaruh positif signifikan terhadap kepadatan retail di Kawasan Perkotaan Yogyakarta
Implikasi – Pemerintah bekerjasama dengan swasta untuk membangun retail modern di setiap wilayah agar ada pemerataan pembangunan pasar di setiap daerah.
Orisinalitas – Penelitian ini berkontribusi terhadap kebijakan pembangunan ekonomi terkait pembanguan retail di kawasan perkotaan.

Keywords

Retail Perkotaan Lokasi

Article Details

How to Cite
Prastowo, P., & Ningrum, K. C. (2025). Analisis pola lokasi retail modern di kawasan Perkotaan Yogyakarta. Jurnal Kebijakan Ekonomi Dan Keuangan, 4(1), 42–48. https://doi.org/10.20885/JKEK.vol4.iss1.art5

References

  1. Almas, R. Z., Sutikno, S., & Choiruddin, A. (2021). Analisis Hubungan Spasial Antara Keberadaan Pasar Modern (Minimarket, Supermarket, dan Hypermarket) dengan Toko Kelontong di Surabaya Menggunakan Model Marked Poisson Point Process. Jurnal Sains dan Seni ITS, 9(2). https://doi.org/10.12962/j23373520.v9i2.59133
  2. Anselin, L. (1988). Lagrange Multiplier Test Diagnostics for Spatial Dependence and Spatial Heterogeneity. Geographical Analysis, 20(1), 1–17. https://doi.org/10.1111/j.1538-4632.1988.tb00159.x
  3. Anselin, L. (1995). Local Indicators of Spatial Association—LISA. Geographical Analysis, 27(2), 93–115. https://doi.org/10.1111/j.1538-4632.1995.tb00338.x
  4. Anselin, L. (2003). GeoDa 0.9 User’s Guide.
  5. Anselin, L. dan Serge Rey (1991).”Properties of Tests for Spatial Dependence in Linear Regression Models.” Geographical Analysis, Vol. 2(2).
  6. Anselin, L., Syabri, I., & Kho, Y. (2006). GeoDa: An introduction to spatial data analysis. Geographical Analysis, 38(1), 5–22. https://doi.org/10.1111/j.0016-7363.2005.00671.x
  7. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantul. (2557). Kabupaten Bantul Dalam Angka 2021. ย,
  8. Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman. (n.d.). Kabupaten Sleman Dalam Angka 2021.
  9. Badan Pusat Statistik Kota Yogyakarta. (2021). Kota Yogyakarta Dalam Angka 2021. BPS Kota Yogyakarta
  10. Christaller, W. (1933). Central Places in Southern Germany. 1966In: Baskin, C. (Ed.), . Prentice Hall, Englewood Cliffs.
  11. Florax, R. J. G. M. dan A. J. van der Vlist. 2003. “Spatial econometrics data analysis: moving beyond traditional models.” International Regional Science Review, Vol. 26(3), 223–243.
  12. Hidayah, B., & Amin, C. (2021). Analisis Pola Spasial dan Faktor Pemilihan Lokasi Minimarket di Kabupaten Klaten. Media Komunikasi Geografi, 22(2), 171. https://doi.org/10.23887/mkg.v22i2.36806
  13. Ord, Keith. 1975. “Estimation Methods for Models of Spatial Interaction.” Journal of the American Statistical Association, Vol. 70(349), 120-126.
  14. Orr, A. M., Stewart, J. L., Jackson, C. C., & White, J. T. (2022). Shifting prime retailing pitches. A GIS analysis of the spatial adaptations in city centre retail markets. Journal of Property Research, 00(00), 1–33. https://doi.org/10.1080/09599916.2022.2141133
  15. Panjaitan, W. M. (2012). Penerapan Regresi Spasial pada Pemodelan Kasus Ketergantungan Spasial (Studi Kasus: Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia Tahun 2010). IPB.
  16. Puspasari, A. (2014). Central Place Theory. academia.edu. https://www.academia.edu/11819557/Central_Place_Theory
  17. Reigadinha, T., Godinho, P., & Dias, J. (2017). Portuguese food retailers – Exploring three classic theories of retail location. Journal of Retailing and Consumer Services, 34(September 2016), 102–116. https://doi.org/10.1016/j.jretconser.2016.09.015
  18. Rizaty, M. A. (2022). Jumlah Toko Retail Indonesia Mencapai 3,61 Juta pada 2021. DataIndonesia.id. https://dataindonesia.id/sektor-riil/detail/jumlah-toko-retail-indonesia-mencapai-361-juta-pada-2021
  19. Verhetsel, A., Beckers, J., & Cant, J. (2022). Regional retail landscapes emerging from spatial network analysis. Regional Studies, 56(11), 1829–1844. https://doi.org/10.1080/00343404.2021.2014444
  20. Wahyuningsih, T., & Harmadi, S. H. B. (2015). Analisis Lokasi dan Pola Sebaran Pasar Modern di Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul. Jurnal Ekonomi Bisnis dan Kewirausahaan, 4(2), 157. https://doi.org/10.26418/jebik.v4i2.12480